Base, Bisnis Kosmetik Vegan Alumni Gojek
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami, Base hadir. Merek produk kecantikan lokal berbasis bahan tumbuhan (vegan) ini dimunculkan produsennya sebagai jawaban atas kebutuhan konsumen yang menginginkan produk yang aman, efektif, dan eco-conscious.
Merek Base diperkenalkan oleh Yaumi Fauziah Sugiharta dan Ratih Permata Sari pada 2019. Filosofinya, perawatan kulit yang baik haruslah kembali ke perawatan dasar (back to basic care).
Nama Base dipilih untuk mencerminkan prinsip tersebut, karena kulit ─ sebagai bagian penting tubuh manusia ─ memerlukan perawatan mendasar yang konsisten untuk tetap sehat. Mereka percaya bahwa kulit yang sehat berkontribusi pada peningkatan kenyamanan dan kepercayaan diri.
Sebagai bagian dari generasi milenial, keduanya menyadari adanya kekosongan dalam produk kecantikan yang menawarkan keseimbangan antara bahan-bahan alami dan efektif yang dibutuhkan oleh konsumen. Base memperkenalkan konsep produk kecantikan ramah lingkungan (produk vegan). Memang, produk kecantikan vegan dengan kualitas yang memenuhi harapan konsumen yang semakin cerdas selama ini jarang dijumpai di Indonesia.
Di perusahaan rintisan (startup) ini, Yaumi berperan sebagai Chief Executive Officer (CEO), sedangkan Ratih sebagai Chief Product Officer. Base menggunakan model penjualan direct to customer (D2C).
Hingga saat ini, Base telah memperkenalkan lebih dari 33 jenis produk kosmetik ke pasar, mencakup berbagai kategori. Di antaranya, produk perawatan kulit wajah (skincare), kosmetik warna (color cosmetics), dan perawatan tubuh.
Untuk memproduksinya, Base menggunakan pola maklun, bekerjasama dengan sejumlah institusi OEM (original equipment manufacturer). Namun, semua formulasi dikembangkan oleh tim R&D internal.
“Kami sangat bangga menjadi wadah bagi para formulator kosmetik lokal yang berbakat,” kata Yaumi. “Produk kami diterima dengan baik oleh konsumen berkat kontribusi besar mereka dalam pengembangan formulasi yang inovatif dan berkualitas,” tambah mantan Head of Product Marketing Go-Life di Gojek itu.
Menurut Yaumi, yang paling membedakan Base dari merek kecantikan lainnya ialah komitmen mereka terhadap aspek keberlanjutan dan kesadaran lingkungan. Dalam setiap tahap proses produksinya, mulai dari pemilihan bahan baku, formulasi produk, hingga pengemasan, Base mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
Semua produk Base telah melalui uji keamanan dan mendapatkan sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, bahan-bahan yang digunakan juga bersertifikasi halal, organik, dan ramah lingkungan dari ECOCERT, yang menjamin keamanan dan compliant terhadap standar keberlanjutan.
Berdasarkan pemetaan Base, sejauh ini lebih dari 60% konsumennya adalah wanita berusia 27-35 tahun, mayoritas ibu muda yang mencari produk perawatan kulit yang efektif tapi lebih lembut di kulit. Mereka cenderung beralih ke produk vegan karena produk ini dirasakan lebih lembut untuk kulit sensitif dan lebih sesuai dengan gaya hidup mereka. “Kami percaya bahwa setiap brand harus memiliki daya tarik yang otentik,” Yaumi menandaskan.
Menurutnya, produk-produk yang menonjolkan konsep vegan dan keberlanjutan telah menarik minat konsumen muda. Konsumen inilah yang kemudian dianggap sebagai pelanggan setia (brand evangelist) dan pelopor (early adopters) Base.
Yaumi melihat kekuatan pemasaran secara lisan (word of mouth) sangatlah penting. Peran influencer kecantikan dan kreator konten juga sangat besar dalam meningkatkan eksposur (brand share of voice) Base.
Dia menyebutkan, kolaborasi dengan mereka terjalin secara alami, karena mereka benar-benar menyukai, tertarik, dan percaya pada produk-produk Base. “Tanpa dukungan dari konsumen setia, kreator konten kecantikan, dan influencer, kami sadar bahwa pertumbuhan Base tidak akan mencapai titik seperti saat ini,” katanya.
Namun, Yaumi mengakui tantangan terbesar saat ini ialah meningkatkan efektivitas pemasaran dan branding. Karena itu, Base berupaya memanfaatkan platform baru seperti TikTok Shop yang muncul pada akhir 2023, untuk menjangkau lebih banyak konsumen dengan cara yang lebih kreatif dan relevan.
Sebagian besar penjualan Base berasal dari kanal daring (online), sedangkan sekitar 28% berasal dari penjualan toko fisik (offline). Ke depannya, Base berencana meningkatkan distribusi melalui toko fisik, terutama dengan bermitra dengan toko kosmetik lokal.
Dari sisi pendanaan, Base telah mengantongi pendanaan pra-Seri A yang dipimpin oleh Skystar Capital dengan partisipasi dari East Ventures dan Antler. Dana tersebut digunakan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, mengembangkan lebih banyak produk, dan menjangkau lebih banyak konsumen di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Kami menargetkan untuk memperluas distribusi agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen,” ujar Yaumi. “Visi kami adalah menjadi vegan beauty brand nomor satu di Indonesia dan Asia Tenggara.” (*)