Capital Market & Investment

Pendapatan Antam (ANTM) Naik 40%, Penjualan Emas Laris Manis Capai Rp35,70 triliun

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sepanjang periode sembilan bulan tahun 2024 membukukan laba bersih sebesar Rp2,23 triliun. Selaras dengan pencapaian ini, earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) Perusahaan juga tercatat positif sebesar Rp3,93 triliun di periode yang sama.

Dalam menghadapi kondisi makroekonomi yang berpengaruh pada harga komoditas Perusahaan dan kondisi terkait regulasi dalam negeri yang memiliki dampak pada kinerja produksi dan penjualan, maka perseroan menerapkan pengelolaan perusahaan yang cermat. Langkah ini semata-mata untuk mempertahankan kinerja yang positif di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan melalui operation excellence untuk mencapai target produksi dan penjualan, upaya marketing yang agresif untuk komoditas emas serta strategi efisiensi biaya di segala lini operasional.

Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menyatakan pencapaian ini menegaskan kemampuan Perusahaan dalam menjaga stabilitas dan daya saing di tengah berbagai tantangan global. “Kami terus berkomitmen untuk memberikan nilai positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan,” kata Nico, dilansir Sabtu (2/112024).

BUMN pertambangan ini mencatatkan capaian laba kotor sebesar Rp4,10 triliun, dengan laba usaha tercatat sebesar Rp1,86 triliun. Di periode tersebut, beban usaha Perusahaan turun 19% menjadi Rp2,24 triliun, dibandingkan capaian periode sembilan bulan tahun 2023 sebesar Rp2,75 triliun.

Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan biaya terkait logistik dan asuransi seiring dengan terdampaknya penjualan komoditas nikel dan bauksit akibat kondisi perizinan selama periode tersebut. Perusahaan juga membukukan penurunan beban keuangan sebesar 14% menjadi Rp176,49 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar Rp205,76 miliar seiring dengan upaya menurunkan interest bearing debt di tahun 2024 sebagai bagian dari program efisiensi perusahaan.

Dari sisi posisi keuangan, Antam membukukan kenaikan aset, dari Rp35,50 triliun menjadi Rp40,98 triliun atau meningkat 15%. Di periode yang sama, total liabilitas turun 3% menjadi Rp10,60 triliun, dari nilai liabilitas sebesar Rp10,88 triliun. Sedangkan nilai ekuitas Perseroan tercatat sebesar Rp30,38 triliun, tumbuh 23% dari nilai ekuitas sebesar Rp24,62 triliun.

Perseroan menunjukkan posisi keuangan yang kuat yang tercermin dari penurunan pinjaman berbunga (interest bearing debt) menjadi Rp1,63 triliun. Penurunan sebesar 45% dari posisi pinjaman sebesar Rp2,99 triliun, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya di tahun 2024.

Selain itu, pertumbuhan saldo kas dan setara kas yang mencapai Rp9,60 triliun, naik 27% dari posisi pada akhir periode September 2023 sebesar Rp7,54 triliun, menambah pondasi likuiditas yang solid bagi perusahaan.

Dengan struktur keuangan yang stabil dan tingkat utang yang rendah, Perseroan memiliki fleksibilitas keuangan yang cukup untuk menjalankan inisiatif strateginya dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan melalui proyek pengembangan usaha yang sedang dijalankan.

Capaian Kinerja Produksi dan Penjualan

Hingga September 2024, perseroan masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan. Di tengah kondisi yang menantang tersebut, perseroan berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualannya terutama pada komoditas nikel, sementara peningkatan permintaan dalam negeri dan keberhasilan strategi pemasaran telah mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan pada periode ini.

Antam mencatatkan pertumbuhan penjualan 40% menjadi Rp43,20 triliun jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp30,90 triliun. Dengan kontribusi penjualan bersih domestik yang mencapai Rp39,79 triliun atau setara 92% dari total penjualan bersih perseroan.

”Strategi kami untuk memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan, Perseroan tidak hanya berhasil memperkuat posisi strategisnya di dalam negeri, tetapi juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global,” tambah Nico.

Selama periode tersebut, perseroan meningkatkan pangsa pasar domestik melalui produk segmen emas yang berkontribusi sebesar 83% terhadap total penjualan dengan nilai penjualan sebesar Rp35,70 triliun, meningkat 85% dari capaian pada tahun lalu sebesar Rp19,29 triliun.

Perseroan mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 743 kg (23.888 troy oz.). Efektivitas dalam strategi pemasaran, inovasi produk dan penguatan pangsa pasar, berkontribusi pada peningkatan penjualan emas sebesar 47% mencapai 28.567 kg (918.450 troy oz.), jika dibandingkan capaian penjualan tahun lalu sebesar 19.460 kg (625.654 troy oz.).

Perseroan melalui UBPP Logam Mulia merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi "Good Delivery List Refiner" di London Bullion Market Association (LBMA). Untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk Logam Mulia, Perseroan membuka channel penjualan emas secara online melalui berbagai platform selain layanan pembelian offline pada jaringan Butik Emas Logam Mulia Antam yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.

Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi sebesar 14% terhadap total penjualan dengan nilai penjualan mencapai Rp6,10 triliun. Kinerja penjualan segmen nikel dipengaruhi oleh tantangan perizinan yang terjadi di awal tahun 2024 sehingga berdampak pada penjualan Perusahaan.

Volume produksi feronikel perseroan mencapai 15.244 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel mencapai 11.691 TNi. Sementara itu untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel mencapai 7,30 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 5,71 juta wmt.

Kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina memiliki proporsi 3% terhadap total penjualan Perseroan dengan nilai penjualan mencapai Rp1,16 triliun. Perseroan mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 637.713 wmt.

Perseroan memasarkan produksi bauksit, sejalan dengan telah diperolehnya perizinan bagi Perusahaan.Perseroan mencatatkan total penjualan bauksit sebesar 97.430 wmt. Sementara untuk produk alumina, melalui entitas anak Perusahaan yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina telah memproduksi sebanyak 105.883 ton alumina. Volume penjualan produk alumina mencapai 133.065 ton alumina, meningkat 23% dari capaian penjualan alumina tahun lalu sebesar 108.351 ton alumina.

“Dalam melaksanakan kegiatan operasi, Perseroan senantiasa menerapkan good mining practices dan operation excellence untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan. Sebagai wujud komitmennya, Perseroan melakukan percepatan atas inisiatif penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi emisi karbon,” ucapnya. Harga saham Antam pada penutupan perdagangan Jumat kemarin terkoreksi sebesar 5% atau menjadi Rp1.520 dari perdagangan sebelumnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved