Zona Merah: Series Zombie Terbaru di Vidio
Bayangkan dunia di mana kegelapan malam bukanlah satu-satunya hal yang harus ditakuti. Di tengah sulitnya para kaum marjinal bertahan hidup karena himpitan kekuasaan, ancaman baru yang disebut 'mayit' muncul dari kegelapan. Lebih mematikan daripada yang pernah dibayangkan!
Bagaimana sekelompok penyintas di daerah bernama Rimbalaya berjuang melawan teror yang bangkit? Apa yang memicu kebangkitan mayit? Bagaimana mereka akan bertahan? Bersiaplah untuk perjalanan mendebarkan yang akan membuat kalian terpaku di depan layar !
Vidio dengan bangga siap mempersembahkan original series terbarunya yang paling ditunggu-tunggu, "Zona Merah". Disutradarai oleh sineas kawakan, Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa, series ini siap menawarkan pengalaman menonton yang belum pernah ada sebelumnya dengan membawa penonton ke dalam dunia apokalips yang penuh ketegangan dan adrenalin tiada henti.
Zona Merah yang diproduksi oleh Screenplay Films, menghadirkan para aktor berbakat lintas generasi seperti Aghniny Haque, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Devano Danendra, Maria Theodore, Ruth Marini, dan Ratna Riantiarno.
“Zona Merah menjadi lompatan baru dalam kreativitas saya sebagai seorang sutradara dan penulis. Bersama rekan saya, Fajar Martha Santosa dan kawan-kawan dari Penakawan, kami menggarap cerita yang terinspirasi dari kisah nyata tentang kejahatan terstruktur dari sekelompok elit, yang kemudian digabung dengan cerita urban legend. Kalau selama ini saya berpengalaman menggarap film atau series bergenre action, horor, kini saya menggabungkannya menjadi sebuah thriller yang lebih kompleks dan daya mencekam lebih dahsyat dengan kemunculan mayit-mayit hidup,” ujar Sidartha Tata, sutradara dan penulis skenario seri Zona Merah dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (1/1/2024)
Mengapa disebut mayit bukan zombie?
Fajar Martha Santosa mengungkapkan bahwa dalam proses berkarya bersama para tim Creator & Story Development, mereka senang berimajinasi dengan memasukkan hal-hal yang konteksnya lokal. “Waktu itu kami membayangkan kalau dunia sudah mengenal zombie. Jauh sebelum Zona Merah dibuat. Dan jangan salah, itu menguntungkan. Kita tidak perlu membuat kerumitan lain soal zombie. Nah, karena kami juga ingin kita punya ‘zombie kita sendiri’, maka dipilihlah nama yang dikenal luas oleh masyarakat indonesia, yaitu MAYIT. Nah ini berkaitan dengan treatment yang kami lakukan. Mayit kita ini lokal. Selokal kamu akan ketemu mayit yang pakai sarung, nggak pakai sepatu, pakai kebaya, ompong dan lain-lain. Mayit kita juga bergerak dengan penciuman, jadi lebih unik. Mereka punya karakter khusus termasuk ada kelemahan tertentu,” ujar Fajar.
Jadi "Mayit" dalam "Zona Merah" bukanlah sekadar zombie biasa. Kemunculan para mayit ini tidak lepas dari adanya Cawan Hantu, alias bunga bangkai yang dipercaya oleh sebagian masyarakat tertentu sebagai sumber dari segala bala. Bagaimana cawan hantu ini menjadi awal malapetaka ?
Dalam setiap episode, penonton akan dibawa menyelami bagaimana para mayit ini muncul dan berkembang, serta ancaman-ancaman baru yang mereka bawa. Keunikan mayit ini tidak hanya menambah ketegangan, tetapi juga membuat penonton penasaran akan bagaimana karakter-karakter dalam cerita ini bertahan hidup dan mengatasi teror yang terus berkembang.
So... selamat menikmati! (*)