Strategy

Ini Pendorong Laba Bersih Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Meroket 1.197%

Ilustrasi foto : ANJT.

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) pada kuartal ketiga tahun ini mengantongi laba bersih sebesar US$1 juta atau Rp15,71 miliar (kurs Rp15.715/dollar) , meningkat 1.197,5% dari US$0,1 jutapada periode yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini terutama disebabkan tren positif harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) di pasar global yang mendorong peningkatan harga jual rata-rata (HJR) dan strategi pengelolaan biaya yang efektif. Contohnya adalah efisiensi dalam pemeliharaan infrastruktur jalan dan optimalisasi penggunaan pupuk. Capaian ini menghasilkan peningkatan rasio marjin laba bersih (net profit margin/ NPM) naik sebesar 1.267,6% secara tahunan (year on year).

Secara kuartalan, perseroan menunjukkan momentum positif pada kuartal III/2024 dengan capaian laba bersih sebesar US$5,7 juta dari rugi sebesar US$0,9 juta pada kuartal kedua tahun ini. EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) pada kuartal ketiga tahun ini senilai US$18,7 juta, naik 53,1% dibandingkan kuartal II/2024. Hal ini meningkatkan EBITDA per September 2024 sebesar 7% atau menjadi US$39,4 juta dari US$36,8 juta pada periode yang sama tahun 2023. Dengan demikian, marjin EBITDA perseroan naik menjadi 23,4% dari 20,7% di periode yang sama di 2023.

Nopri Pitoy, Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya atau ANJ, memaparkan pendapatan konsolidasi perseroan pada Januari-September 2024 ini senilai US%168,4 juta, menurun sebesar 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen kelapa sawit. Volume penjualan CPO menurun sebesar 14% menjadi 182.944 metrik ton (mt), dibandingkan capaian pada periode yang sama di tahun lalu itu sebesar 212.816 mt.

Penurunan disebabkan penurunan produksi. Namun, melemahnya volume penjualan ini dikompensasi oleh kenaikan HJR CPO yang menjadi sebesar US$ 787/mt, naik 6,2% dibandingkan HJR pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar US$741/mt. Sementara itu, HJR inti sawit (palm kernel/ PK) meningkat sebesar 27,1%, menjadi US$463/mt dan HJR minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu menjadi US$749/mt, naik 1,1% secara tahunan .

Jika dibandingkan kuartalan , total pendapatan ANJ pada kuartal III/2024 sedikit meningkat sebesar 1,2% menjadi US$60,1 juta dibandingkan US$59,4 juta pada kuartal sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh HJR yang lebih tinggi untuk produk kelapa sawit pada kuartal ketiga tahun ini.

Nopri menjelaskan capaian bisnis edamame dan sagu yang menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2024. "Pendapatan kami dari edamame per September tahun ini melonjak sebesar 137,3%, menjadi US$3,3 juta dari US$1,4 juta. Hal tersebut berkat peningkatan volume penjualan dan harga jual rata-rata produk. Selain itu, bisnis sagu kami juga menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan memberikan kontribusi sebesar US$920,7 ribu terhadap total pendapatan kami pada periode itu, meningkat 47,6% dari US$623,9 ribu pada September 2023," tutur Nopri pada keterangannya yang dikutip swa.co.id di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Namun, pendapatan dari segmen energi terbarukan mengalami penurunan akibat beberapa kendala teknis dan keterbatasan bahan baku. Pendapatan konsolidasi ANJ berasal dari penjualan produk-produk kelapa sawit, sementara 2,7% sisanya berasal dari pendapatan konsesi jasa dan penjualan edamame, serta pati sagu.

Kinerja operasional perusahaan

Capaian keuangan yang positif menunjukkan ketahanan bisnis ANJ di tengah berbagai tantangan operasional. ANJ memproduksi 577.567 mt tandan buah segar (TBS) atau turun sebesar 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Cuaca yang tidak menguntungkan pada beberapa lokasi perkebunan ANJ berdampak terhadap penurunan produktivitas TBS.

Meskipun produksi keseluruhan tahun ini menurun, produksi TBS perusahaan menunjukkan tren positif secara kuartalan. Sebab, ANJ berhasil meningkatkan produksi TBS sebesar 206.915 mt, meningkat 4,8% dari 197.425 mt yang diproduksi pada kuartal II/2024.

Perusahaan sawit ini per September tahun ini memproses 933.395 mt TBS dan memproduksi 185.641 CPO. Produksi turun 12,5% dibandingkan produksi pada periode yang sama di 2023. Penyebabnya karena volume TBS yang diolah lebih rendah. Produksi PK juga menurun sebesar 6,4% menjadi 36.428 mt apabila dibandingkan 38.929 mt. Produksi PKO menurun menjadi 915 mt dari 1.084 mt pada periode yang sama tahun lalu.

Nopri menjelaskan ANJ akan terus berupaya meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan operasional untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Perusahaan juga akan terus memantau perkembangan pasar global dan menyesuaikan strategi bisnisnya untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Harga saham ANJT pada penutupan perdagangan di 1 November 2024 turun 1,32% atau menjadi Rp745 dari perdagangan sebelumnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved