KAI Berikan Sinyal Kemitraan Branding di Stasiun dan Kereta, Cek Benefitnya!
KAI atau PT Kereta Api Indonesia (Persero) membuka peluang kerja sama branding di stasiun dan kereta. Perseroan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk bekerja sama dalam program branding di stasiun, kereta dan hak penamaan (naming rights) seluruh wilayah KAI Group Jawa dan Sumatera.
“Nilai historis KAI yang sangat erat dengan mobilitas masyarakat sejak dulu, penawaran naming rights ini tentu sangat menguntungkan calon mitra KAI," ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba pada penjabaran tertulis yang dikutip Senin, (4/11/2024).
Dia menyebutkan KAI Group sejak 1 Januari hingga 30 September 2024 melayani sebanyak 338.147.389 penumpang. Rinciannya, terdiri dari 38.667.118 penumpang dikelola langsung oleh KAI, 275.768.006 penumpang KAI Commuter, 4.178.617 penumpang KAI Bandara, 14.653.832 penumpang LRT Jabodebek, 108.836 penumpang KAI Wisata dan 4.770.980 penumpang Whoosh. "Tentunya ini menjadi peluang besar bagi mitra bisnis untuk meningkatkan eksposur brand ke publik ” ungkap Anne.
KAI memiliki total 569 Stasiun yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dengan rata-rata 320 perjalanan KA JJ dan KA Lokal yang dikelola KAI, 14 perjalanan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter dan 42 perjalanan KA Bandara.
KAI Group melalui KAI Commuter Line saat ini juga melayani rata-rata 1.049 perjalanan Commuter Line perhari yang diantaranya ada penumpang naik turun di stasiun integrasi di wilayah Jabodetabek seperti Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Bekasi, Stasiun Cikarang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Stasiun BNI City dan Stasiun Rangkasbitung,” jelas Anne. Anne mengatakan, selain stasiun KA JJ dan Commuter Line yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek.
Ada juga stasiun integrasi lainnya seperti Stasiun Solo Balapan, Purwosari, Yogyakarta yang mengintegrasikan KA JJ, Commuter Line, KA Bandara dan KA Lokal. Selain itu, ada juga Stasiun Surabaya Pasar Turi, Surabaya Gubeng, Malang yang mengintegrasikan KA JJ dan Commuterline.
Di Stasiun Bandung dan Stasiun Cimahi ada juga integrasi KA JJ dengan KA Lokal serta Feeder Whoosh. Kemudian Stasiun Halim juga mengintegrasikan LRT Jabodebek dan Whoosh.
Stasiun-stasiun tersebut saat ini juga semakin terhubung dengan moda darat maupun laut. Hal tersebut dilakukan KAI sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs). Integrasi ini tidak hanya memperkuat konektivitas antarwilayah, namun juga mendorong mobilitas yang ramah lingkungan dan inklusif.
"Akses ke transportasi umum yang lebih mudah dan efisien ini menjadi wujud KAI dalam menjaga lingkungan dan mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi di berbagai daerah,” ungkap Anne.
Pada mekanisme kerjasama ini nama brand milik mitra akan disandingkan dengan nama stasiun KAI. Saat ini, KAI telah berkontrak dengan berbagai perusahaan untuk naming rights (hak penamaan) di empat stasiun seperti Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Stasiun BNI City, Stasiun LRT Jabodebek Pancoran Bank BJB, dan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas BNI.
Selain keuntungan tersebut, nantinya nama brand milik mitra akan diterapkan dalam berbagai penyebutan baik audio maupun visual di berbagai media seperti signage, wayfinding, peta jalur, announcement, dan berbagai publikasi lainnya terkait stasiun tersebut.
Pada program ini, KAI dengan calon mitra dapat menjalin kerja sama yang produktif dan berkelanjutan sehingga dapat menarik baik dari sisi reputasi maupun keberlanjutan bisnis antar perusahaan.
“Penawaran hak penamaan stasiun adalah inovasi KAI untuk mengoptimalkan aset perusahaan. KAI terbuka untuk berbagai kerja sama dalam pemanfaatan aset. KAI berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan KAI secara keseluruhan dari berbagai aspek,” tutur Anne. (*)