Entrepreneur

Strategi Dua Sekawan Bangun Platform untuk Para Kreator Konten

Agusleo Halim, CEO dan Co-Founder Lynk.id. (Foto:Wisnu Tri Rahardjo/SWA)

Salah satu startup yang kini makin dikenal di kalangan content creator ialah Lynk (Lynk.id), platform pembuatan mobile webpage yang memungkinkan pengguna berbagi konten dari media sosial atau platform lainnya.

Platform ini banyak disukai karena bisa menjadi ajang untuk memasarkan atau mempromosikan produk digital dari user di dunia digital. Lynk.id memang diluncurkan untuk memberikan tools terpadu kepada kreator.

Platform ini bekerja dengan cara membuat link bio yang dapat ditampilkan di profil medsos pengguna. Link bio itu kemudian bisa ditautkan ke berbagai halaman web, produk digital, layanan, bahkan profil medsos lainnya.

Tentu saja, Lynk.id sangat cocok untuk dipakai oleh pengguna medsos. Sebab itu, Lynk.id bisa disebut sebagai website builder tanpa kode.

Ini cocok untuk siapa pun yang bisa membuat konten dan menghargai konten, termasuk para guru pun bisa berbagi konten di sini,” kata Agusleo Halim, CEO dan Co-Founder Lynk.id. Umumnya, kreator konten yang bergabung adalah yang punya konten tentang edukasi, baik itu seputar saham, kripto, fotografi, videografi, hingga fiksi (dalam bentuk e-book).

Agusleo mendirikan Lynk.id pada 2021 bersama Kevin Tano yang bertindak sebagai CTO. Dia mengembangkan dari sisi teknologi, saya segi pemasaran, kata Agusleo.

Modal yang terkumpul untuk membangun Lynk.id tak lebih dari tiga digit. Agusleo harus berpikir beribu cara agar uang modal tersebut bisa berputar. Dia sangat mengutamakan kebutuhan teknologi atau bootstrap seperti jasa coding. Saat ini, dari sisi teknologi, semua keperluan seperti membuat situs, platform, dan integrasi pembayaran, hingga keamanan data sudah dalam kondisi berkualitas bagus.

Agus menilai Lynk.id berbeda dengan platform seperti Shopify atau Linktree. Dengan menggunakan Lynk.id, kreator bisa menyematkan informasi berupa tautan dengan konsep berbayar.

Skema pembayaran ini bisa dilakukan menggunakan platform e-money, QRIS, transfer ke akun virtual, Indomaret, dll. Dengan konsep tersebut, kreator bisa melakukan monetisasi langsung ke pengikut setia mereka di berbagai kanal medsos.

Bagi kreator juga disediakan pilihan untuk melakukan penjualan berupa merchandise. Untuk memudahkan semua proses, platform menyediakan pilihan seperti Chat Subscription, Video Call, Event, hingga Digital Product. Lynk.id membebaskan para kreator untuk menyematkan link yang relevan untuk memudahkan mereka melakukan monetisasi. Selain dalam bentuk e-book, Lynk.id juga bisa dimanfaatkan untuk webinar.

Sebagai pengelola platform, pihaknya menyediakan sejumlah produk untuk para kreator konten agar bisa berjualan. Mulai dari e-book, kelas webinar, e-course, template Microsoft Excel, template motion, Lightroom Present untuk foto-foto, dan masih banyak lagi.

Apa pun selagi sifatnya digital yang berbentuk PDF, TXT, JWG, PNG, MP4, dan MP, itu bisa dijual, kata Agusleo.

Untuk monetisasinya, pihak Lynk.id akan mengambil komisi 5% untuk skema Starter, 3% untuk skema Pro, dan 0% untuk skema Brandpreneur. Namun, Agusleo harus memastikan para kreator kontennya sudah benar-benar bisa menjual digital product sebagai stockist.

Apabila masih afiliator, Lynk.id tak mengambil sepersen pun komisi. Jadi, bagi kreator konten yang baru bergabung dengan Lynk.id, ada skema Freemium yang berarti bisa membuat link secara gratis tanpa modal sedikit pun.

Untuk skema Pro, kata Agusleo, ada sejumlah fitur tambahan menarik. Seperti bisa berjualan ke luar negeri dengan pembayaran Paypal, khusus untuk penjualan dengan transaksi mata uang dolar.

Yang jelas, pihaknya juga sudah mengamankan dari aspek keamanan datanya. Lynk.id sudah melakukan encryption, firewall, request filter, dan masih banyak lagi untuk mencegah kebobolan data konsumen.

Saat ini sudah ratusan ribu kreator konten yang bergabung dengan Lynk. Bahkan, sudah ada kreator konten yang bisa menjual digital procuct ke Malaysia, Singapura, hingga Jepang. Ada pula yang di Eropa. Dari Rusia paling banyak peminatnya. Untuk yang jualan dalam negeri, tentu sangat banyak, kata Agusleo.

Dia sangat ingin membantu satu juta kreator agar bisa membangun bisnis digital dari nol tanpa modal apa pun. Sejauh ini Top 10 kreator yang menggunakan Lynk.id adalah mereka yang memberikan edukasi seputar saham, kripto, Excel, fotografi, videografi, hingga fiksi (dalam bentuk e-book).

Startup ini telah memiliki angel investor yang memberikan pendanaan awal, tapi belum punya rencana penggalangan dana lanjutan. Sejauh ini ada empat investor yang sudah menawarkan bahkan ingin membeli startup-nya. Namun, Agusleo belum memutuskan lebih lanjut lantaran Lynk.id masih dalam fase pertumbuhan eksponensial.

Untuk mempromosikan platformnya, Agusleo banyak mengadakan podcast serta melakukan pendekatan langsung ke kalangan komunitas kreator konten. Kami memiliki program untuk kreator konten bernama Top Creator, yang menampilkan mereka yang benar-benar memulai dan berjuang dari nol hingga akhirnya mampu menghasilkan uang miliaran,” katanya.

Tiap bulan, pihaknya juga mengadakan Creator Spotlight secara daring. Para kreator konten berkesempatan mendapat validasi atas kompensasinya dan jam terbang yang sudah tinggi. Komunitas itu juga bisa membantu para kreator konten pemula yang kesulitan menjual digital product mereka. Mereka bisa saling berbisnis dan menjadi afiliator, katanya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved