Aqua Wujudkan Komitmen Hijau dengan Aksi Bersihkan Danau Toba
Aqua pelopor perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang telah lebih dari lima dekade menyediakan air minum berkualitas bagi masyarakat Indonesia, kembali menegaskan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui serangkaian aksi nyata di kawasan Danau Toba, salah satu destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Pandawara Group dan masyarakat setempat, Aqua menggelar “Clean-Up Action!” di Desa Lumban Suhi Suhi, Kabupaten Samosir, pada tanggal 24 Oktober 2024. Dalam waktu kurang dari tiga jam, kegiatan ini berhasil mengumpulkan 12 ton eceng gondok yang menganggu kelestarian lingkungan di sekitar Danau Toba.
Keberadaan eceng gondok sebagai tanaman pengganggu di sekitar lingkungan danau menjadi perhatian karena dikhawatirkan dapat menghambat aliran air, mengurangi kadar oksigen dalam air, dan menyebabkan kerusakan pada habitat ikan dan flora air lainnya. Oleh karena itu, pengendalian eceng gondok sangat penting untuk kesehatan ekosistem danau.
Sebagai hasil dari aksi bersih-bersih danau ini, dari seluruh eceng gondok yang terkumpul, 90% diantaranya akan dimanfaatkan menjadi pupuk, sementara sisanya disumbangkan ke fasilitas pengolahan khusus, dimana eceng gondok dapat dijadikan bahan baku berbagai bahan kerajinan tangan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye “100% Murni, 100% Petualangan Indonesia”, yang bertujuan mempromosikan destinasi wisata prioritas dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan selama perjalanan wisata.
Kabupaten Toba, sebagai salah satu wilayah penyangga destinasi wisata Danau Toba, menghadapi tantangan dalam penanganan sampah rumah tangga, industri, maupun sektor pariwisata.
Berdasarkan Data Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, Badan Riset dan Inovasi Nasional, sejak tahun 2022, Kabupaten Toba menghasilkan rata-rata 31.794 ton sampah per tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 0,94% sampah yang berhasil dikurangi, 37% ditimbun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan 62% lainnya tidak terkelola dengan baik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu turut hadir dalam aksi bersih-bersih Danau Toba. Beliau menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan lingkungan di Danau Toba, khususnya masalah eceng gondok yang harus segera ditanggulangi. Karena eceng gondok sangat cepat pertumbuhannya, kami harapkan semua kabupaten di kawasan Danau Toba ikut berperan. Kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi banyak pihak,” ujar Edison.
Berkolaborasi dengan masyarakat, Aqua mendirikan Rumah Daur Ulang (RDU) untuk mengelola sampah. Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, misalnya, Bank Sampah Tarhilala mampu mengumpulkan hingga 20 ton sampah per bulan, termasuk plastik, karton, kaleng, dan botol kaca.
Namun saat ini, dengan luas 112.790 hektar, Danau Toba sedang menghadapi permasalahan lingkungan yang lebih serius. Sekitar 381,8 hektar permukaannya tertutup eceng gondok. Permasalahan tersebut meluas hingga mencakup sekitar 23 kecamatan di tiga kabupaten: Tapanuli Utara, Toba, dan Simalungun. Menanggapi masalah tersebut, Aqua melakukan berbagai inisiatif yang tidak hanya terbatas pada pengumpulan sampah plastik, tetapi juga limbah eceng gondok.
Limbah eceng gondok yang terkumpul kemudian diolah di Bank Sampah Eceng Gondok di Sitanggang Bau, Desa Parsaoran Satu, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Di sini, eceng gondok diolah menjadi kerajinan tangan, seperti tas, topi, dan sandal yang kemudian dipasarkan di hotel serta toko oleh-oleh di sekitar Danau Toba. Selain itu, eceng gondok juga dapat diolah menjadi pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku biogas.
Aqua aktif melakukan edukasi lingkungan bagi masyarakat di kawasan Danau Toba melalui gerakan Bijak Berplastik. Dirintis pada tahun 2018, gerakan ini merupakan program daur ulang dan pengumpulan botol plastik bekas, dengan tiga fokus utama, yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk.
Dengan melakukan pengumpulan sampah, edukasi dan kolaborasi, Bijak Berplastik telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, industri, dan sektor pariwisata, serta memberdayakan perempuan dan kelompok difabel. Lebih dari 1.000 warga, termasuk siswa dan masyarakat setempat, telah terlibat dalam inisiatif tersebut. Sebagai contoh, di Bank Sampah Tarhilala, sebagian besar pekerjanya adalah ibu rumah tangga.
Jeffri Ricardo, Senior Sustainable Packaging Circularity Manager Aqua, menegaskan, Aqua berkomitmen untuk mengambil kembali lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang kami gunakan.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kami terus memperkuat infrastruktur dan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah," ujar Jeffri dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2024)
Aqua berkomitmen menjalankan operasional yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Hal ini diwujudkan melalui beragam inisiatif, mulai dari pelestarian sumber daya air hingga optimalisasi pengelolaan sampah pascakonsumsi sebagai bagian dari implementasi ekonomi sirkular.
Hingga saat ini, Aqua telah mengembangkan 10 unit bisnis daur ulang (RBU) dan 19 collection center, melakukan pendampingan kepada 24 Tempat Pengolahan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R), tiga TPST, 10 bank sampah induk serta 433 karyawan fasilitas dan 10.000 pemulung. Di berbagai destinasi wisata prioritas, termasuk Candi Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan Likupang, Aqua juga turut mengembangkan fasilitas pengolahan sampah seperti collection center dan bank sampah.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, hingga kini, Aqua telah berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahun yang kemudian didaur ulang menjadi bahan baku kemasan botol baru atau produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
Kampanye “100% Murni, 100% Petualangan Indonesia” berlangsung dari 1 Juni hingga 30 September 2024. Kampanye ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata lokal sambil mengajak wisatawan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian di destinasi wisata prioritas, seperti Labuan Bajo, Mandalika, Wakatobi, dan Danau Toba.
Dua belas pemenang beruntung, bersama masing-masing tiga temannya, mendapatkan kesempatan beperjalanan gratis ke salah satu dari empat destinasi wisata prioritas. Mereka berpartisipasi dalam kegiatan beach clean-up bersama komunitas lokal termasuk Pandawara Group. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi para wisatawan dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk turut berkontribusi secara nyata dalam memulihkan alam. (*)