Pengendali Puri Sentul Permai (KDTN) Beli 10 Ribu Unit Saham, Untuk Apa?
PT Putrasakti Mandiri selaku pemegang saham langsung dan pengendali PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) memborong 10 ribu unit saham di harga Rp119,23 per unit. Transaksi yang dilakukan pada 28 Oktober itu, membuat PT Putrasakti Mandiri akan meraup dana sebesar Rp1,19 juta.
“Tujuan dari transaksi untuk restrukturisasi kepemilikan saham dalam kelompok usaha,” jelas Direktur PT Putrasakti Mandiri, Wilson Ardian Nursalim, dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Selasa (5/11/2024). Adapun saham yang ditransaksikan sebanyak 0,0008%.
Transaksi pembelian ini membuat porsi kepemilikan saham PT Putrasakti Mandiri di KDTN bertambah 38,6% atau sebanyak 482,51 juta unit. Sebelumnya, perusahaan yang menjadi entitas induk dari KDTN itu hanya memiliki 38,6% atau 482,5 juta unit saham.
Per 21 Oktober lalu, PT Putrasakti Mandiri juga memborong 167.900 unit saham di harga rata-rata Rp123,74. Harga saham KDTN per 5 November 2024 dibuka di harga Rp128, secara year-to-date juga berada di harga Rp128 per lot saham. Sepanjang 2024, harga KDTN tertinggi berada di Rp130 per lot-nya.
Dari segi kinerja, KDTN memiliki aset Rp72,81 miliar pada kuartal III/2024, menurun 3,73% dari periode sebelumnya sebesar Rp75,63 miliar. Adapun liabilitasnya berhasil ditekan 28,95% menjadi Rp6,3 miliar dari sebelumnya Rp8,87 miliar.
Namun, laba tahun berjalan KDTN menurun drastis senilai Rp1,08 miliar, anjlok 61,31% dari periode sebelumnya sebesar Rp2,81 miliar. Sementara, pendapatan bersihnya naik tipis 2,73% menjadi Rp23,19 miliar dari yang sebelumnya senilai Rp22,65 miliar.
Dari segi pendapatan, kontributornya berasal dari sewa kamar sebesar Rp18,06 miliar, naik 1,72% dibanding sebelumnya Rp17,75 miliar. Kemudian, makanan dan minuman sebesar Rp5,04 miliar, naik 4,71% dibanding sebelumnya Rp4,81 miliar. Terakhir, pendapatan lain-lain sebesar Rp90,99 juta, naik 5,80% dibanding sebelumnya Rp86 juta.
Beban langsung perusahaan juga mengalami peningkatan kerugian, yakni sebesar Rp13,66 miliar, naik 16,96% dari periode sebelumnya Rp11,68 miliar. Beban itu meningkat dari sewa kamar, makanan dan minuman, dan lain-lain.
Dari segi beban usaha, beban penjualan yang terdiri dari pemasaran, iklan dan promosi meningkat menjadi Rp783,42 juta. Beban ini naik 10,30% dari sebelumnya Rp710,24 juta. (*)