Membeli dengan Baik, Menambah Nilai, dan Menjual di Saat Tepat: Filosofi Investasi Properti Iwan Sunito
Investasi properti, menurut Iwan Sunito, bukan sekadar soal keberuntungan atau intuisi. Di balik kesuksesan investasi di kawasan Five Dock, pinggiran Kota Sydney, terdapat strategi matang yang melibatkan akuisisi lahan secara strategis, pemahaman akan pola pembangunan kota, serta prediksi terhadap pergerakan manusia dan perubahan zoning di masa depan.
Sebagai CEO dan pendiri ONE Global Capital, perusahaan investasi yang berbasis di Sydney, Iwan telah menyaksikan bagaimana perencanaan dan visi jangka panjang dapat membuahkan hasil signifikan. Dua puluh tahun lalu, harga lahan di Five Dock masih berada di angka AUD15 juta, namun kini nilai tersebut melonjak menjadi AUD110 juta.
Iwan menekankan bahwa memahami zoning atau perencanaan densitas tinggi yang diterapkan pemerintah setempat adalah faktor penting yang berkontribusi pada kenaikan nilai properti di kawasan tersebut.
“Jika 20 tahun lalu, saat kami mengakuisisi lahan di Five Dock, harganya masih AUD15 juta, saat ini berdasarkan valuasi terbaru, nilai lahan di Five Dock melonjak menjadi AUD110 juta,” ungkapnya.
Namun, Iwan juga mengingatkan bahwa pasar properti bisa mengalami fluktuasi. Untuk itu, strategi investasi yang diterapkan harus konservatif, terutama dalam hal rasio utang.
“Kita harus memahami, bahwa nilai properti naik-turun. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan investasi properti dengan rasio utang rendah yang sangat konservatif, karena investasi dengan rasio utang tinggi, cenderung menjebak Anda ke dalam kesalahan,” katanya.
Selain strategi dalam akuisisi, Iwan juga menekankan pentingnya prinsip dasar dalam bisnis properti: membeli dengan baik, menambah nilai, dan menjual di saat yang tepat. “Anda tidak menghasilkan uang dengan menjual, namun Anda menghasilkan uang dengan membeli. Jadi, Anda harus pastikan bahwa Anda membeli dengan sangat baik,” tambahnya. Bagi Iwan, keberhasilan dalam investasi properti tidak hanya didasarkan pada penjualan yang baik, tetapi lebih pada bagaimana seorang investor bisa mendapatkan nilai terbaik sejak awal akuisisi.
Tidak berhenti pada investasi lokal, ONE Global Capital terus berkembang dengan meluncurkan One Global Capital Fund Management Platform, sebuah platform manajemen investasi yang memungkinkan perusahaan menawarkan produk investasi kepada sekelompok investor terpilih yang dianggap memiliki visi dan misi yang sejalan.
Dengan diperolehnya lisensi wholesales pada Kuartal IV 2024, ONE Global Capital semakin mantap memperluas jangkauan investasinya di pasar global. “Kami berencana untuk meluncurkan penawaran berikutnya di pasar dalam beberapa pekan ke depan dengan harga yang menarik,” ujar Iwan.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa setiap investasi memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, ia memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik adalah prioritas utama. Untuk mendukung hal ini, Iwan membawa mantan CEO Land Lease sebagai anggota dewan direksi.
“Saya ingin memastikan bahwa tata kelola perusahaan ditetapkan di perusahaan. Saya ingin memastikan sistem pemeriksaan dan keseimbangan yang tepat, transparansi, dan yang terpenting, perlindungan atas para investor sebagai prioritas utama kami,” jelasnya.
Selama 25 tahun terakhir, Iwan mengaku beruntung tidak pernah mengalami kerugian dalam investasi yang dikelolanya. Dengan keyakinan akan potensi pasar Sydney, ia bahkan merencanakan untuk mengakuisisi lebih banyak aset di kawasan tersebut, terutama properti yang dikelola oleh Crown Group, sebuah grup properti terkenal yang juga telah menghasilkan berbagai proyek prestisius.
“Saya sangat mengenal Sydney, dan saya menargetkan One Global Capital Fund Management Platform akan menjadi yang terbesar di Sydney dalam beberapa tahun mendatang,” katanya.
Tidak hanya fokus di Australia, Iwan Sunito juga optimis dengan potensi ekonomi Indonesia dalam kancah investasi global. Dengan populasi lebih dari 275 juta jiwa, Indonesia memiliki basis yang kuat untuk bertumbuh.
Namun, menurutnya, jumlah penduduk saja tidak cukup. “Yang perlu dilihat bukanlah besaran jumlah penduduk, namun besaran modal dan sumber daya, kapasitas pendanaan, serta pertumbuhan di masa depan,” ujarnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia hingga semester I 2024 mencapai lebih dari 282 juta jiwa. Dari angka ini, Pulau Jawa menyumbang 55,93% dari total penduduk, diikuti oleh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Dalam beberapa dekade terakhir, Australia telah menjadi magnet bagi investasi dari berbagai negara, mulai dari Lebanon dan Vietnam pada tahun 1960-an, hingga Hong Kong, Korea, dan China di era yang lebih baru. Melihat tren ini, Iwan melihat peluang bagi investor Indonesia untuk berkontribusi pada ekonomi global, khususnya di Australia. “Sudah saatnya Indonesia belajar cara tumbuh secara global,” ujarnya.
Indonesia kini mencatatkan investasi tahunan ke Australia sebesar AUD2 miliar, lebih besar dari investasi Australia ke Indonesia yang hanya AUD1 miliar. Menurutnya, angka ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin berperan aktif dalam investasi internasional, termasuk di kalangan diaspora Indonesia di pasar global.
Dengan visi memperluas investasi Indonesia ke kancah internasional, ONE Global Capital berharap dapat menjadi jembatan bagi investor Indonesia untuk berinvestasi di luar negeri, khususnya di Sydney. “Visi kami di One Global Capital adalah sebagai jembatan investasi Indonesia ke luar negeri, terutama ke Sydney, di mana kami mempunyai kekuatan dan track record selama lebih dari dua dekade. Dan Jika saya bisa menjadi bagian dari pertumbuhan Indonesia menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia, saya akan merasa sangat bangga dan terhormat,” tutup Iwan Sunito.