Strategy

Wamentan Sudaryono Mendorong Gapki Menyalurkan Bibit Berkualitas Untuk Petani Kelapa Sawit

Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian di IPOC 2024, Nusa Dua, Bali, Kamis (7/11/2024). (Foto : Gapki).

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memacu distribusi bibit berkualitas kepada para petani kelapa sawit. Pembagian bibit ini merespons bibit sawit yang berkualitas rendah yang dibeli para petani di marketplace. Hal ini disampaikan Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian, di 20th Indonesian Palm Oil Conference & 2025 Price Outlook (IPOC) 2024, yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, pada hari ini. "Saya memerintahkan Dirjen (Kementan) dan mengajak Gapki untuk memberikan bibit sawit yang berkualitas kepada petani sawit," ujar Sudaryono pada Kamis (7/11/2024).

Sudaryono mengamati petani sawit cenderung membeli bibit sawit berkualitas rendah di marketplace lantaran harganya murah. Namun, kualitas bibit ini tak sesuai harapan. Berpijak dari gejala ini, Kementan mendorong Gapki untuk berkolaborasi menyediakan dan menyalurkan bibit sawit tersebut.

Sudaryono meyakini strategi ini akan meningkatkan produktivitas para petani sawit dan mencegah peredaran bibit palsu atau tidak berkualitas. Selain itu, penyaluran bibit merupakan bagian dari ikhtiar pemerintah untuk selalu mendukung industri kelapa sawit serta menetapkan kebijakan yang mengutamakan keberlanjutan dan memperkuat kapasitas industri nasional.

Industri kelapa sawit, menurut Sudaryono, diibaratkan sebagai “angsa yang bertelur emas” untuk Indonesia. Lantaran demikian, para pemangku kepentingan menjaga dengan baik serta merawat industri sawit itu terus bertelur emas dan mensejahterakan bangsa Indonesia.

Hal tersebut menguatkan pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto yang juga disampaikan dalam pidato pembukaan IPOC. Menurutnya Pemerintah banyak berharap pada industri kelapa sawit nasional. Karena itu, semua pihak diharapkan bisa bersinergi dalam mendorong komoditas strategis ini. Pemerintah pun siap mendukung dan bekerja sama. “Sikap kita terhadap EUDR (European Union Deforestation Regulation) sudah sangat jelas, bahwa kita menentang kebijakan tersebut,” kata Airlangga pada sambutannya melalui video

Langkah pemerintah yang menunjukkan dukungan terhadap industri sawit ini dilakukan untuk mengatasi hambatan ekspor minyak sawit di pasar global. Pemerintah mengidentifikasi berbagai tantangan, seperti tekanan dari luar negeri terhadap industri sawit terkait dengan isu-isu lingkungan.

Selain itu, pemerintah mendorong peningkatan produktivitas.Industri kelapa sawit nasional sangat penting terhadap perekonomian nasional. Saat ini, minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar 25% dari produksi minyak nabati dunia atau 59% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit juga membuka lapangan kerja untuk jutaan orang.

Menurut Airlangga, sikap dan komitmen ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Terutama mengenai pangan dan energi yang fokus dalam mendorong pemenuhan pasokan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor, serta menjamin keberlanjutan daya tahan ekonomi dan tujuan-tujuan pelestarian lingkungan. “Kita sudah memperkenalkan beberapa strategi yang dilakukan untuk mengelola produksi minyak sawit yang kemudian mendorong basis ekonomi, energi dan ketahanan pangan sekaligus melakukan perlindungan terhadap lingkungan,” ujarnya.

Strategi yang dimaksud termasuk meningkatkan program replanting petani sawit seperti program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak 2017. Pemerintah juga mendorong adopsi tata kelola perkebunan yang lebih baik dan panen yang lebih tinggi. Ketiga mendorong sertifikasi di industri minyak sawit seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Pandangan senada disampaikan oleh Menteri Perdagangan, Budi Santoso, yang menyampaikan sambutan melalui video. Ia berharap konferensi sawit internasional 2024 dapat menghasilkan masukan yang konstruktif bagi kementerian perdagangan. Terutama, untuk mendukung tiga fokus utama kemendag saat ini.

Pemerintah berkonsentrasi di program pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Saya dan jajaran kemendag berkomitmen untuk mendukung dan terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di industri sawit,” ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso. Dukungan tersebut akan diberikan baik melalui penerbitan kebijakan maupun melalui kemudahan akses pasar dalam perjanjian perdagangan.(*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved