Prefabricated Modular Concrete, Inovasi untuk Jawab Tantangan Backlog Perumahan
Indonesia menghadapi angka backlog perumahan yang masih sangat tinggi, terutama untuk kawasan perkotaan yang memiliki populasi padat. Pemerintah sendiri menargetkan pengurangan backlog jumlah rumah menjadi sekitar 5 juta unit pada tahun ini, dari sebelumnya yang mencapai 7,64 juta di 2020 lalu. Target ini didukung dengan alokasi anggaran yang besar dari APBN dan sektor swasta, lewat program pembangunan rumah yang berkesinambungan.
Peningkatan permintaan hunian membutuhkan solusi konstruksi yang lebih cepat, efisien, dan berkelanjutan, untuk menyeimbangkan aspek kebutuhan akan rumah layak dengan kondisi sosial dan lingkungan yang ada, seperti semakin sempitnya lahan perumahan atau meningkatnya biaya konstruksi.
PT Cemindo Gemilang Tbk melihat hal ini sebagai tantangan yang harus bisa dipenuhi oleh industri konstruksi khususnya semen, untuk turut mendukung pemerintah dan masyarakat dalam krisis pasokan rumah yang makin besar saat ini. Melalui anak perusahaannya PT Motive Mulia, Perseroan menawarkan solusi yang berfokus pada beton pracetak dan prategang untuk perumahan yaitu Beton Modular Pracetak atau Prefabricated Modular Concrete.
Akhmad Syamsuddin, Direktur Operasional PT Motive Mulia menjelaskan bahwa solusi modular pracetak ini dirancang untuk memberikan efisiensi biaya dan kecepatan dalam membangun perumahan sehingga akan menjadi solusi terbaik untuk menjawab tantangan backlog perumahan saat ini dan memenuhi target pemerintah dalam penyediaan perumahan yang berkualitas dan terjangkau untuk masyarakat.
“Solusi Prefabricated Modular Concrete, akan mengurangi waktu dan biaya pembangunan yang signifikan, sehingga sangatlah relevan dan tepat untuk implementasi berbagai proyek hunian di kawasan perkotaan yang membutuhkan pembangunan secara singkat dengan biaya yang terjangkau,” kata Akhmad, Jumat (8/112024).
Sistem modular juga memiliki fleksibilitas yang tinggi, mulai dari desain sampai konstruksinya, sehingga cocok untuk pembangunan berbagai proyek dari rumah tapak sampai high-rise building.
Selain kecepatan dan efisiensi proses konstruksi, sistem modular juga sudah mengadopsi teknologi dan bahan ramah lingkungan yang dinilai makin dibutuhkan dalam pembangunan yang masif sekaligus berkelanjutan, sesuai kebijakan pemerintah untuk pelaksanaan proyek nasional.
“Untuk produk Prefabricated Modular Concrete ini, kami juga sudah sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menggunakan semen non-opc untuk mendukung sustainable construction, berkolaborasi dengan induk perusahaan kami Semen Merah Putih,” jelas Akhmad.
Head of Technical Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, Syarif Hidayat, menjelaskan bahwa perusahaannya selalu menghadirkan material berkualitas tinggi untuk berbagai penggunaan, yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Komitmennya ini sepenuhnya mengacu ke jaminan kualitas Semen Non-OPC yang lebih ramah lingkungan, yang dimiliki grup usahanya.
“Kami menawarkan berbagai varian produk ramah lingkungan Non-OPC untuk berbagai penggunaan, salah satunya adalah Semen Merah Putih FLEXIPLUS (HE), semen jenis hidrolis dengan High Early Strength yang sesuai untuk produksi modular pracetak untuk pembangunan rumah,” ungkap Syarif.
Di lain pihak, AP3I menyambut baik inisiatif Semen Merah Putih tersebut. AP3I menilai kolaborasi ini sebagai langkah penting dalam memperluas implementasi teknologi modular dan material berkelanjutan di industri pracetak dan prategang nasional. Menurut AP3I, pendekatan pracetak ini akan dapat membantu mengatasi tantangan backlog hunian di Indonesia sambil memperkuat kualitas bangunan yang tahan lama dan berkelanjutan.
“Kami meyakini kebutuhan hunian modular yang terjangkau semakin mendesak di tengah krisis perumahan. Kami percaya bahwa rumah sistem modular akan menjadi solusi untuk menjawab program 3 juta rumah pemerintah dan mengatasi backlog perumahan nasional dengan waktu yang efisien,” ucap Dudung Maulana Textianto, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I). (*)