Dari Ampas Kopi Jadi Body Scrub: Inovasi Mahasiswa LSPR di Desa Sirnajaya
Mahasiswa Program Studi Pariwisata, Fakultas Bisnis, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program Community Development bertajuk “Perencanaan dan Pemasaran Ekowisata Kopi”. Program ini berlangsung di Situ Rawa Gede, Desa Wisata Sirnajaya, Bogor, pada Jumat, 8 November 2024, dan menjadi bagian dari pengabdian masyarakat yang dimulai sejak September lalu.
Mengusung konsep pariwisata berkelanjutan, mahasiswa semester 5 LSPR berupaya memanfaatkan kopi — komoditas unggulan Desa Sirnajaya — untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomi. Salah satu inovasi mereka adalah workshop pembuatan body scrub berbahan dasar ampas kopi, yang diberi merek "Coseeja".
Ide ini muncul sebagai jawaban atas tren perawatan tubuh yang tengah digemari masyarakat Indonesia. Produk body scrub ini diharapkan menjadi diversifikasi souvenir khas desa, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Rangkaian kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dari ANTAR EO & Consultant yang digagas oleh mahasiswa yaitu Muhammad Hasan Badjrie sebagai Ketua, Amanda Jahra Sufyanti sebagai Wakil Ketua, Najma Putri Adlina sebagai sekretaris, Raisel Litzy Sruy sebagai Bendahara, dan Muhammad Thoriq Fadlillah sebagai Dokumentasi dan Desain Grafis, dengan Desa Sirnajaya, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Sirnajaya, dan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) Desa Sirnajaya. Kegiatan ini juga diikuti oleh kelompok wanita anggota PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Desa Sirnajaya.
“Dari kegiatan ini diharapkan peserta workshop dapat menerapkan materi yang telah diberikan dengan meneruskan ide body scrub kopi sebagai souvenir wisatawan, sehingga menjadi peluang pendapatan masyarakat dari kegiatan pariwisata di Desa Wisata Sirnajaya,” ungkap Yuliana R. Prasetyawati, M.M., Dekan Fakultas Bisnis LSPR.
Body scrub “Coseeja” ini tidak hanya efektif membersihkan kulit dan mengangkat sel kulit mati, namun juga kaya akan antioksidan berkat tambahan minyak zaitun yang dapat melembutkan kulit serta mencegah tanda-tanda penuaan. Dengan begitu, produk ini diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung, sekaligus mendukung ekonomi kreatif di tingkat lokal.
Tidak berhenti pada pelatihan, mahasiswa LSPR juga berinovasi dalam promosi wisata Desa Sirnajaya. Mereka merancang video pendek yang diunggah ke platform sosial media seperti Instagram dan TikTok. Selain itu, brosur cetak dan booklet digital juga disiapkan sebagai bagian dari strategi pemasaran destinasi wisata berbasis kopi di desa tersebut.
Menurut Jati Paras Ayu, MM.Par., CHE, Kepala Program Studi Pariwisata, kegiatan ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan.
“Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang sudah mereka pelajari selama perkuliahan, dan kegiatan ini dapat melatih diri mereka untuk dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dalam pengembangan dan pembangunan daerah atau sebuah destinasi wisata,” tuturnya.
Program Community Development ini juga merupakan kolaborasi beberapa mata kuliah, seperti EcoTourism, Attraction & Destination Promotion, dan Community Development. Hal ini memungkinkan mahasiswa mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu untuk merancang dan mempromosikan pariwisata berbasis komunitas secara holistik.
“Dengan mengintegrasikan mata kuliah tersebut, mahasiswa dapat menerapkan keilmuan dan keterampilan secara holistik untuk perencanaan pariwisata skala desa,” jelas Yesi Pandu Pratama Wibowo DC, M. Par., dosen Community Development.
Selain itu, Siti Adelita Raif Khadijah, M.Par. dosen mata kuliah Attraction and Destination Promotion, menambahkan bahwa kegiatan ini memberi mahasiswa kesempatan merancang strategi promosi yang efektif.
“Selain itu mahasiswa juga turut membagikan ilmu tersebut kepada masyarakat agar masyarakat dapat sadar dan berdaya atas potensi wisata yang dimiliki serta dapat menyebarluaskan informasi dari potensi wisata yang dimiliki oleh desa kepada khalayak luas, dimulai dari wisatawan dalam negeri dengan strategi promosi yang sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
Dalam penutupan program, Hasan, ketua tim mahasiswa, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Desa Sirnajaya yang telah mendukung kegiatan ini. Hasan berharap apa yang telah dibuatnya bersama tim dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi ilmu baru untuk warga warga Desa Wisata Sirnajaya serta meningkatkan minat kunjungan wisatawan.
Sinergi antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat ini diharapkan dapat menjadikan Desa Sirnajaya sebagai destinasi ekowisata yang semakin berkembang dan berkelanjutan. (*)