Inilah Tiga Inovasi AI yang Berpotensi Menggerakkan Pertumbuhan Industri Ritel
Inovasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) berpotensi menggerakkan pertumbuhan industri ritel nasional secara berkelanjutan. Lewat tiga terobosan canggih, seperti mood tracker, cashierless self-checkout, dan virtual dressing room, AI mampu meningkatkan pengalaman belanja sekaligus mendorong efisiensi operasional.
Hal tersebut dipaparkan Prof. Dr. Sani M. Isa, Direktur Binus Graduate Program, serta Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Data Science Binus University, dalam acara Indonesia Retail Summit 2024 di Jakarta. Menurut data BPS, deflasi telah terjadi secara beruntun pada Mei-September 2024.
Dibandingkan September 2023, deflasi September 2024 bahkan tercatat 1,84%. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi kelompok utama penyumbang deflasi. Pelaku usaha ritel tentu saja harus mewaspadai tren deflasi ini, terutama jika diikuti pelemahan daya beli konsumen.
Untuk itu, pemain industri ritel harus beralih menerapkan inovasi AI guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dengan teknologi mood tracker, pelaku industri ritel dapat melacak mood atau suasana hati pelanggan melalui analisis data wajah atau perilaku daring.
“Pelaku usaha ritel bisa memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kondisi pelanggan saat itu. Misalnya, saat pelanggan sedang bersemangat, AI merekomendasikan produk-produk fesyen yang lebih berwarna cerah atau produk perawatan diri yang menenangkan,” ujar Prof Sani (8/11/2024).
Inovasi AI lain yang dapat meningkatkan efisiensi operasional adalah cashierless self-checkout. Menurut Prof Sani, lewat sensor dan kamera, AI dapat mengenali produk yang dibeli pelanggan, dan secara otomatis menghitung total belanja mereka.
“Teknologi ini bisa memenuhi kebutuhan sumber daya manusia kasir yang kurang memadai, sehingga proses pembayaran menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan, Amazon telah mulai menerapkan teknologi ini di toko kelontong mereka, yaitu Amazon Go,” ungkapnya.
Di sektor fesyen dan gaya hidup, virtual dressing room mulai populer. “Teknologi ini memungkinkan pelanggan mencoba pakaian secara virtual tanpa harus benar-benar mengenakannya. AI akan menampilkan simulasi tampilan pakaian di tubuh pelanggan melalui layar atau aplikasi agar mereka kian mudah mengambil keputusan pembelian,” Prof Sani menuturkan.
Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), sebagai penyelenggara Indonesia Retail Summit 2024 meluncurkan program “Indonesia Belanja di Indonesia Saja” yang didukung sejumlah kementerian. Melalui program ini, Hippindo mendorong masyarakat agar berbelanja di dalam negeri sehingga devisa nasional tetap terjaga. (*)