Personal Finance

BCA Syariah Garap Kemilau Investasi Emas dari Generasi ke Generasi

Saat ini Emas iB menjadi produk investasi pilihan generasi milenial. (Foto: Eva Martha Rahayu/SWA).

Pamor emas tak pernah redup sejak zaman nenek moyang sebagai alat tukar hingga sekarang di era digital. Fungsinya terus berkembang, termasuk untuk investasi. Pentingnya emas sebagai instrumen lindung nilai inilah diyakini kuat masyarakat hingga ditularkan sebagai ‘tradisi’ penyelamatan aset dari generasi ke generasi.

Siti Mariyam (75 tahun) di Surabaya mengaku investasi emas sejak diajarkan oleh orangtuanya puluhan tahun silam. Sedikit demi sedikit uang hasil keuntungan berdagang barang klontong di Pasar Keputran Surabaya dia belikan emas. Dia biasanya beli emas di beberapa toko emas Pasar Blauran Surabaya dalam bentuk perhiasan kalung, cincin, anting atau emas batangan. Untuk penyimpanan emas tersebut masih dilakukan secara konservatif di rumah.

“Saya beli emas dicicil sejak tahun 1980an. Beberapa emas saya pakai sebagai perhiasan dan sebagian dijual jika dibutuhkan untuk bayar sekolah atau kuliah anak,”jelas ibu dari 7 anak ini. Kebetulan putra putri Mariyam kini sudah berhasil menyandang gelar sarjana dan master dari ITB Bandung, ITS 10 Nopember Surabaya dan Universitas Airlangga, Surabaya. Jadi sejak SD, hingga di bangku kuliah, jika anak butuh pembayaran sekolah atau uang kegiatan, beberapa emasnya cukup dijual di toko tempatnya membeli atau dijual ke orang lain.

Kebiasaan Mariyam berinvestasi emas ditularkan kepada anak-anaknya. Salah satunya kepada putrinya bernama Iis Hanifah (46 tahun). Sebagai Gen X, pengelolaan investasi emas Iis lebih modern, karena dia menggunakan jasa safe deposit bank untuk keamanan barang berharga itu. Sama halnya dengan sang ibu, jika ada kebutuhan pembayaran sekolah atau kuliah anak dia akan menjual beberapa emas miliknya. “Biasanya emas dijual saat pembayaran uang semsteran kuliah anak,” tutur Iis yang kini anaknya kuliah di jurusan Psikologi Universitas Indonesia dan Matematika Universitas Gadjah Mada.

Lain lagi cerita Dadan (60 tahun) yang memiliki pengalaman investasi emas untuk menunaikan ibadah haji. Pria yang memiliki bisnis perkebunan sayur di Sukabumi, Jawa Barat ini mengaku suka investasi emas batangan dari 25 tahun lalu. Pada 2013 dia menunaikan ibadah haji dengan biaya ONH Rp25 juta saat itu hasil investasi emas yang dia cairkan. “Alhamdulilah saat itu bisa berangkat haji bersama istri dengan modal celengan emas,” tutur Dadan.

“Kalau saya investasi emas tidak banyak. Ikut-ikutan Abah Dadan, menyisihkan sebagian penghasilan sebagai content creator untuk investasi emas. Rencananya, dalam waktu dekat emas akan dicairkan untuk pergi ibadah umrah,” kata Nasiruddin, putra Dadan.

Emas juga dipersiapkan sebagai masa depan Winarto saat pensiun nanti. Saat ini dia memang masih bekerja sebagai notaris di Jakarta. Namun kalau pensiun tiba, dia ingin pulang kampung ke Bandung dan mencairkan emasnya untuk beli rumah kos. “Saya ingin membeli kos-kosan 20 pintu di kawasan Jatinangor, Sumedang. Di sana ada kampus ITB, IPDN dan Unpad yang berdekatan, jadi dengan target pasar yang pasti anak-anak kampus, tempat kos pasti full okupansinya,” jelasnya optimistis.

Manfaat Investasi Emas

Tidak ada yang menyangkal bahwa emas jadi pilihan investasi yang populer, karena sifatnya yang likuid dan tahan terhadap inflasi. Mengapa likuid? Karena emas mudah diperjualbelikan, baik emas fisik, seperti emas batangan atau perhiasan, bisa dengan mudah dijual kembali di pasar emas, toko perhiasan, atau lembaga keuangan. Hal ini memungkinkan investor untuk dengan cepat mengakses dana tunai saat diperlukan. Selan itu, permintaan tinggi dan memiliki nilai di pasar global, sehingga harganya berpotensi melonjak jangka panjang.

Emas pun kerap digunakan sebagai pelindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Nilai emas cenderung stabil atau meningkat saat kondisi ekonomi tidak menentu, yang membuatnya menjadi aset pilihan untuk diversifikasi portofolio. Ketika aset lain seperti saham atau properti mengalami volatilitas, emas biasanya cenderung lebih stabil atau bahkan meningkat nilainya. Diversifikasi ini dapat mengurangi risiko dan melindungi aset.

Kendati emas likuid, ada biaya tambahan seperti spread (selisih harga beli dan jual), biaya penyimpanan, atau potongan penjualan, khususnya untuk emas fisik. Oleh karena itu, banyak pakar investasi yang menyarankan emas sebagai investasi jangka menengah hingga panjang agar keuntungan bisa lebih optimal.

Mengacu data Logam Mulia, pergerakan harga emas di Indonesia awal tahun 2024 berada di angka Rp1,13 juta per gram. Angka ini terus meningkat secara stabil hingga mencapai Rp1,54 juta per gram per 5 November 2024. Itu artinya, dalam tempo 11 bulan harga emas melonjak kurang lebih 36%.

Menurut Aliyah Natasya, CFP, MSc, IFP, financial planner & educator, emas menjadi salah satu pilihan yang tepat karena relatif aman, likuid dan menguntungkan dalam jangka waktu sedang atau panjang. Dia menjelaskan tiga pilar investasi emas. Pertama, safety. Emas dikenal sebagai aset safe-haven. Selain itu, emas memiliki nilai intrinsik, cocok untuk menjaga kekayaan, terutama saat krisis ekonomi. Pilar kedua, liquidity. Emas memiliki likuiditas yang tinggi. Emas mudah dicairkan dalam bentuk uang tunai untuk kebutuhan mendesak. Pilar ketiga, return generation. Artinya, emas adalah aset pelindung. Harganya berpotensi naik, terutama saat inflasi tinggi atau devaluasi mata uang.

“Sebaiknya generasi muda kita melek investasi untuk mendapatkan keamanan finansial di masa yang mendatang, terutama dengan melirik emas sebagai instrumen investasi,” jelas Aliyah.

Aliyah mengakui bahwa emas bisa menjadi sarana investasi untuk alaokasi dana pendidikan anak. “Setiap orang mengalami fase kehidupan, termasuk mimpi dan tantangan yang harus dihadapi. Persiapan matang sejak dini merupakan langkah cerdas untuk menyiapkan masa depan sebaik mungkin, termasuk investasi untuk pendidikan,” jelasnya.

Aliyah juga memberikan tips dalam memilih platform investasi emas yang aman. Pertama, pilih platform yang punya reputasi baik. Sebab, banyak platform serupa yang sudah tutup dan itu berbahaya. Kedua, cek kredibilitas perusahaan/brand itu punya reputasi bagus atau governace baik atau tidak. Contohnya BCA Syariah pelan- pelan tapi harganya baik daripada yang menawarkan keuntungan bombastis, tapai bahaya. Ketiga, mulai dari nominal kecil secara disipilin, nantinya akan terbiasa menjadi besar. Keempat, tanamkan mindset untuk mengamankan masa depan kita. Pasalnya, jika kita tak punya tabungan dan hal terburuk, maka akan kalang kabut.

Mudahnya Investasi Emas di BCA Syariah

Investasi emas di BCA Syariah memberikan kemudahan bagi nasabah yang ingin menabung emas secara syariah dengan beberapa fitur menarik. Direktur BCA Syariah, Pranata menjelaskan, beberapa kemudahan itu antara lain: sistem syariah yang halal dan terjamin. BCA Syariah menyediakan produk yang sesuai dengan prinsip syariah, sehingga investasi emas dilakukan secara halal dan bebas dari unsur riba, gharar (ketidakjelasan), dan maisir (spekulasi).

Proses pengajuan pembiayaan emas di BCA Syariah hanya 15 menit. (Foto: Eva Martha Rahayu/SWA).

Kemudahan lain, ada produk Tabungan Emas. Nasabah bisa menabung untuk membeli emas secara bertahap tanpa harus langsung membeli dalam jumlah besar. Ini cocok untuk investor yang ingin menabung secara konsisten untuk jangka panjang. BCA Syariah bekerja sama dengan Antam dengan pilihan paket investasi emas mulai dari 10 gram, 25 gram, 50 gram hingga 250 gram.

Selain itu, proses pembelian mudah. BCA Syariah menawarkan opsi cicilan emas, sehingga nasabah dapat membeli emas dalam bentuk cicilan sesuai dengan kemampuan finansial. Ada perbedaan dari skema pembiayaan emas dan menabung emas. Pada skema pembiayaan, emas dibeli dengan jumlah, harga dan jangka waktu yang pasti karena sudah disepakati sejak awal pembiayaan hingga jatuh tempo.

Selain itu, didukung akses transaksi mudah melalui cabang dan aplikasi mobile banking BSya by BCA Syariah (baca: bi-sya). “Nasabah cukup datang ke kantor BCA Syariah dengan membawa KTP suami istri, proses pengajuan pembiayaan dengan same day approval. Proses layanannya sekitar 15 menit saja,” jelas Pranata dalam acara talkshow BCA Syariah di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Cepatnya layanan pengajuan pembiayaan emas BCA Syariah diakui oleh Agus, nasabah BCA Syariah di Aceh. Dia mengajukan pembiayaan emas sekitar 30 gram untuk jangka waktu dua tahun sebagai modal buka usaha warung. “Prosesnya cepat, sekitar 15 menit sudah tahu pengajuan disetujui atau tidak. Rencananya dana akan dipakai usaha buka warung makanan,” ungkapnya.

Menurut Pranata, saat ini Emas iB menjadi produk investasi pilihan untuk kaum milenial. Indikasi ini terlihat dari nasabah pembiayaan Emas iB BCA Syariah yang didominasi oleh generasi milenial. “Persentase usia nasabah pembiayaan emas di BCA Syariah adalah kelompok baby boomers (>75 tahun) 0,03%, generasi x (40-55) 34,13%, generasi y (24-39) 50,77% dan generasi z (11-23) sebanyak 11,24%. Nasabah pembiayaan emas iB adalah nasabah yang berada di usia produktif dengan rentang umur antara 24-55 tathun (84%),” dia menguraikan. Selain itu mayoritas nasabah pembiayaan emas BCA Syariah adalah perempuan dengan persentase 70%.

Lebih detail lagi, mayoritas (61%) nasabah pembiayaan emas iB memilih jangka waktu pembiayaan satu tahun dan 58% nasabah memilih kepingan gramasi emas sebesar 10 gram.

Hingga September 2024, outstanding pembiayaan Emas iB BCA Syariah mengalami peningkatan hingga 150,9% secara tahunan (yoy) mencapai sebesar Rp133,6 miliar. Kenaikan pembiayaan emas iB merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan produk pembiayaan konsumer lainnya. Tinggi kepercayaan nasabah kepada investasi emas di IB BCA Syariah tidak lepas dari peningkatan literasi masyarakat tentang keunggulan investasi emas di BCA Syariah melalui berbagai kegiatan. Adapun jumlah nasabah Emas iB BCA syariah sampai dengan September 2024 naik 55,84% secara tahunan mencapai 5.688 nasabah.

“Tahun 2024 kami fokus untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai pembiayaan emas iB. BCA Syariah berharap pembiayaan Emas iB dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan konsumer secara keseluruhan hingga mencapai 10- 12% dari total pembiayaan BCA Syariah,” kata Pranata menggarisbawahi.

Walapun kemilau emas sangat memukau, namun pakar investasi umumnya mengingatkan bahwa meski emas safe haven menawarkan stabilitas, alokasinya sebaiknya hanya sebagian dari portofolio, disesuaikan dengan toleransi risiko, tujuan investasi, dan kondisi pasar. Investasi emas juga cocok untuk jangka panjang dan investor yang memiliki profil risiko rendah (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved