Trends

Ini Saran Pengamat ERIA Untuk Prabowo Subianto Pacu Swasembada Energi

Profesor Jun Arima, Senior Policy Fellow di Energy and Environment The Economic Research Institute of ASEAN and East Asia. (Foto : Istimewa).

Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mencanangkan swasembada energi. Sebab, konsumsi energi domestik meningkat di masa mendatang. Oleh karena, itu produktivitas biodiesel, geotermal, dan energi surya berpotensi meningkat di masa mendatang untuk memenuhi swasembada energi nasional. Hal ini disampaikan Profesor Jun Arima, Senior Policy Fellow di Energy and Environment The Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA).

Arima menyampaikan energi baru dan terbarukan di Indonesia berpotensi mendongkrak swasembada energi d Indonesia. Ada beberapa sumber energi lainnya yang bisa mendorong swasembada energi. "Jikalau Indonesia menggunakan energi nuklir maka ini akan meningkatkan swasembada energi. Namun, swasembada energi ini cukup menantang karena perekonomian Indonesia cukup besar," ujar Arima menawab pertanyaan swa.co.id seperti ditulis di Jakarta, Senin (11/11/2024).

Arima menyebutkan swasembada energi cukup vital untuk menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Swasembada energi adalah hal yang bagus untuk mendukung perekonomian dan industri Indonesia. Jadi, Indonesia perlu menerapkan kebijakan yang terkait dengan swasembada energi," ucap Arima.

Energi Biodiesel

Pada kesempatan terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, mengatakan salah satu hal penting yang perlu segera direalisasikan adalah peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Dengan begitu, stagnansi produksi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir bisa diselesaikan.

Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat menerapkan praktik budidaya yang baik dan berkelanjutan. Peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit, lanjutnya, dapat mendukung program biodiesel pemerintah yang ditargetkan menjadi B50 pada 2026, tanpa menganggu ekspor CPO.“Industri sawit kini menghadapi ketidakpastian global. Diperlukan langkah bijak untuk memposisikan sawit sebagai sumber energi terbarukan dan pangan dunia,” ungkap Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Nusa Dua, Bali, Jumat (7/11/2024).

Gapki, lanjut Eddy, siap bersinergi dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat daya saing industri sawit global menuju Indonesia Emas 2045. Stagnasi produksi sawit dalam beberapa tahun terakhir, menurut Eddy, disebabkan lambatnya replanting di lahan petani kecil. “Kita perlu mempercepat program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan, khususnya dalam mendukung peningkatan biodiesel menjadi B50 pada 2026 tanpa mengganggu kebutuhan pangan dan ekspor,” jelas Eddy. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved