Tren Penurunan Beban Operasional Emiten Teknologi BUKA, GOTO, dan BELI, Berapa Kenaikan Gaji Karyawannya?
Merangkum dari laporan keuangan emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) pada kuartal III/2024, sejumlah perusahaan teknologi terbuka itu tengah mengalami penurunan beban operasional. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan kenaikan gaji karyawan emiten tersebut pada periode dibandingkan dengan kuartal III/2023.
Pada kuartal III/2024, beban umum dan administrasi GOTO menurun menjadi Rp3,34 triliun. Sebelumnya, beban tersebut mencapai Rp4,6 triliun pada kuartal III/2023. Adapun nilai kompensasi manajemen kunci pada kuartal III/2024 mengalami kenaikan menjadi Rp1,24 triliun, dari sebelumnya Rp1,11 triliun.
Kemudian, beban umum dan administrasi BELI juga turut menurun, sehingga mencetak nilai sebesar Rp2,71 triliun pada kuartal III/2024. Nilai ini turun tipis dari periode sebelumnya sebesar Rp2,72 triliun pada kuartal III/2023.
Sedangkan BUKA mencatatkan nilai beban umum dan administrasi sebesar Rp868,02 miliar pada kuartal III/2024. Beban ini menurun dari sebelumnya Rp1,02 triliun.
Dari segi gaji, kompensasi, dan tunjangan karyawan, GOTO dan BELI mengalami peningkatan. GOTO mencatatkan gaji dan imbalan karyawan jangka pendek lainnya sebesar Rp62,67 miliar, meningkat 27,80% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp49,03 miliar.
Sedangkan BELI, mencatatkan gaji, tunjangan, pengembangan dan imbalan kerja sebesar Rp1,63 triliun. Ini naik 3,02% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp1,58 triliun.
“Namun, hal ini dapat berdampak pada kenaikan G&A expense. Kami berharap kenaikan gaji karyawan dapat meningkatkan kualitas kinerja manajemen perseroan,” jelas Equity Research Semesta Indovest Sekuritas, Nicholas Darmawan pada Jumat (8/11/2024) secara tertulis kepada swa.co.id waktu lalu.
Meskipun adanya tren kenaikan gaji pada GOTO dan BELI, tetapi BUKA mencatatkan penurunan gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp299,13 triliun atau 49,41% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp591,38 triliun.
Adanya penurunan gaji BUKA tersebut, masih didukung oleh kinerja top-line. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan, total processing value BUKA didukung oleh peningkatan gross transaction value (GTV) dan gross merchandise value (GMV).
“Walau masih belum profitable, setidaknya membaik,” jelas Nafan kepada swa.co.id pada Kamis (7/11/2024) lalu secara tertulis.
Nicholas juga menyampaikan, penurunan dari sisi beban operasional merupakan langkah awal yang baik untuk menciptakan ekosistem lebih efisien. Namun, tren deflasi terhadap emiten teknologi yang mengarah kepada platform ritel daring (online) seperti GOTO, BELI, dan BUKA berpeluang membayangi kinerja buku tahunan 2024.
Di samping itu, potensi pemutusan hubungan karyawan masih berpotensi terjadi. Misalnya yang terjadi pada BUKA, yang menutup sejumlah lini usaha yang diumumkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Oktober 2024 lalu.
“Terutama untuk sektor ritel berbasis teknologi di tengah lemahnya daya beli masyarakat yang masih berlangsung,” ujar Nicholas.
Sejumlah efisiensi yang pernah dilakukan emiten teknologi seperti GOTO dan BUKA diharapkan dapat mengimbangi pertumbuhan perusahaan akibat penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, dengan adanya penurunan suku bunga, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga.
“E-commerce juga sangat dibutuhkan,” ucap Nafan. (*)