UMKM Terkikis di Era Digital, Cek Datanya!
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung ekonomi terbesar di Indonesia. Persentasenya 60,5% dari produk domestik bruto PDB dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Namun peralihan cepat di era digital membawa tantangan baru bagi UMKM.
CEO Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Anton Rizki mengatakan UMKM masih kurang daya saing di platfrom digital, keterbatasan akses modal dan kendala rekruitmen tenaga kerja. "Agar mereka bisa berkembang di era digital, diperlukan lingkungan bisnis dan kewirausahaan yang mendukung. Kuncinya adalah kolaborasi yang melibatkan akses teknologi, permodalan dan pelatihan khusus di bidang e-commerce, untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan UMKM untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar global," ucapnya dalam siaran pers, dikutip Senin (11/11/2024).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh CIPS dan mendapat dukungan dari Lazada Indonesia itu, Anton menjelaskan langkah-langkah yang bisa diterapkan supaya UMKM naik kelas. Pertama, akses teknologi dan literasi digital. Kedua, pemerintah perlu menerapkan kebijakan untuk kepastian keamanan dan kualitas produk bagi konsumen. "Untuk mencapai tujuan ini, harus ada keseimbangan antara perlindungan konsumen yang diinginkan pemerintah dan kapasitas UMKM untuk memenuhinya,” tuturnya.(*)