Strategi Media Buffet Manfaatkan AI di Dunia Humas
Kehadiran kecerdasan buatan atau Artificial Intelliegnec (AI) bisa dimaksimalkan untuk membantu pekerjaan public relation atau humas. CEO Media Buffet, Bima Marzuki mengungkapkan, pelaku di industri humas seharusnya tidak cemas dengan kehadira AI, karena tidak semua pekerjaan di sektor humas bisa dilakukan oleh AI.
“Sebenarnya jika kita perhatikan, pada akhirnya ketika praktisi humas dapat mempelajari apa yang AI bisa lakukan dan apa yang AI belum bisa lakukan. Kan AI belum bisa melakukan semuanya. Nah, ketika mereka sudah berhasil mempelajari misalnya dalam hal menulis, lalu bisa dimanfaatkan,” kata Bima di Jakarta, baru-baru ini.
Bima memberi contoh, dalam hal menulis, AI bisa melakukannya dengan cepat asal diberikan prompt dan data yang lengkap. Namun, bukan berarti setiap kali menulis harus memakai AI. “Tapi ketika nanti mereka (praktisi humas) menulis, lalu memberikan kepada klien dan klien minta another version misalnya, versi kedua mereka bisa menggunakan AI dengan lebih cepat,”jelas Bima.
Alumnus Universitas Gadjah Mada Fakultas Komunikasi tahun 2005 tersebut menambahkan, tantangan di industri humas juga semakin lebih banyak. Karena itu, para pelaku industri humas harus bisa menemukan inovasi untuk bisa tetap bertahan. “Perusahaan agency itu punya sejumlah pilar mulai dari public relation, digital marketing hingga brand activation. Saat ini, cara terbaik dalam mengomunikasikan sebuah produk tidak bisa hanya menggunakan satu pendekatan saja. Ada klien yang percaya dengan SEO, tapi sekarang hal itu saja tidak cukup,” ungkap Bima.
Menurut Bima, kehadiran kecerdasan buatan atau AI justru akan sangat membantu pekerjaan humas. Bahkan, kata dia, sebagian besar pekerjaan humas sekarang sudah terkait dengan kecerdasan buatan mulai dari visual hingga menulis.
“Di Media Buffet, saya sudah meminta semua karyawan untuk mengekplorasi AI dan dipelajari. Saya juga minta tim untuk punya minimal satu asisten AI. Saya kasih waktu tiga bulan dan itu sudah berlangsung sejak 2023. Jadi, semua karyawan sekarang sudah punya asisten AI mulai dari graphic designer, scripwriter maupun finance,” terang Bima.
Bima yang awal karierya merintis sebagai jurnalis sekaligus pembawa berita acara ekonomi di beberapa TV swasta itu juga bercerita tentang awal mula berdirinya Media Buffet pada tahun 2017 lalu. Ketika itu, karyawan hanya satu orang yaitu anak magang. Modal yang dikeluarkan Bima pun juga tidak terlalu besar sekitar Rp11 juta dan hanya menyewa tempat di coworking space di daerah Senopati, Jakarta Selatan untuk bekerja.
Seiring perjalanan waktu, Media Buffet kini sudah mempunyai karyawan 25 orang. Dan kini Media Buffet tidak hanya fokus pada public relation, tapi juga sudah melayani jasa digital, brand marketing serta event.
Bima menerapkan filosofi COINS (Communication, Observation, Intervention, Nurture & Supervision) dalam menjalankan perusahaan PR Media Buffet. Baginya, komunikasi bisa menjadi masalah atau juga solusi karena itulah filosofi Communication diterapkan. Selain itu, observasi juga penting untuk mengamati permasalahan yang muncul. Apabila masalah terebut tidak bisa dipecahkan oleh tim maka saatnya untuk melakukan intervensi. Yang tidak kalah penting adalah nurture atau membina yaitu bagaimana membuat semua tim juga harus pintar dan terakhir adalah supervisi atau pengawasan. (*)