Perkuat Keamanan Digital, Bain & Company Optimistis Pertumbuhan Pinjaman Digital Tumbuh,
Laporan e-Conomy SEA 2024 bertajuk “Profits on the rise, harnessing SEA’s advantage” menunjukkan pertumbuhan layanan pinjaman digital terus meningkat dari tahun ke tahun. Laporan yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company tersebut menyoroti pergerakan layanan keuangan digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, Indonesia masih perlu meningkatkan keamanan dan kepercayaan digital serta perlindungan nasabah.
Partner di Bain & Company, Aadarsh Baijal, menjelaskan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di Indonesia masih terbilang cukup baik, yaitu sekitar 2% hingga 3%. Pertumbuhan peer to peer (P2P) lending dalam tiga tahun terakhir ini masih relatif moderat.
Selain besaran rasio kredit macet, Baijal mengamati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pengaturan ulang terhadap suku bunga harian. Per 1 Januari 2024 lalu, OJK menurunkan besaran suku bunga P2P lending sebesar 0,3% per hari dari sebelumnya sebesar 0,4% per hari. Suku bunga tersebut berlaku untuk pinjaman konsumtif.
Meskipun langkah itu untuk memastikan masyarakat kelas menengah bawah yang tidak memiliki rekening bank dan kurang melek finansial aman dari predator pinjaman, tetapi kepercayaan digital nasabah atau digital trust harus ditingkatkan.
“Kita harus terus cermati karena masih banyak masalah seperti penipuan, fraud, dan sebagainya. Jadi meskipun sektor ini bergerak baik, akan ada pelaku jahat yang akan memanfaatkan pertumbuhan sektor digital,” jelas Baijal dalam agenda peluncuran laporan e-Conomy SEA 2024 di kantor pusat Google Indonesia di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Menurut laporan tersebut, Google, Temasek dan Bain & Company mencatat perkiraan kinerja saldo buku pinjaman online naik sebesar US$9 miliar pada 2024. Nilai itu mencakup saldo akhir tahun pinjaman kartu kredit dan hipotek konsumen, serta pinjaman untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Nilai saldo buku pinjaman online itu naik 28,57% dibanding tahun 2023 sebesar US$7 miliar.
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, menjelaskan kepercayaan digital menjadi salah satu bentuk untuk merespons pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. menurutnya, kepercayaan digital harus menjadi fondasi dan menjadi tanggung jawab bersama. “Kita butuh kerja sama semua pihak. Kita semua harus fokus pada dua hal, yaitu digital safety dan digital security,” jelas Veronica.
Lebih detail, digital safety mencakup upaya-upaya untuk melindungi pengguna dari bahaya-bahaya digital yang tidak disengaja, misalnya oversharing atau berbagi informasi secara berlebihan di media sosial hingga kecanduan online. Kemudian digital security mencakup upaya melindungi pengguna, baik dari perangkat dan data dari serangan yang disengaja. Misalnya, pencurian identitas hingga serangan siber. (*)