Trends

Ini Fungsi Asuransi dalam Melindungi Finansial Keluarga

Survei Katadata Insight Center dan Astra Life pada September 2021 terhadap 1.828 responden usia produktif berusia 25-45 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia, 48,7% merupakan generasi sandwich yang memiliki tanggungan finansial atas keluarganya. Faktanya, dari seluruh generasi sandwich di Indonesia hanya 13,4% yang memiliki kesiapan finansial dalam memenuhi pengeluaran pokok, menabung, mempunyai dana darurat, asuransi dan berinvestasi. Lebih lanjut, penetrasi asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di posisi 2,80% pada September 2024. Artinya, angka ini menunjukkan bahwa kesadaran keluarga Indonesia terhadap produk asuransi masih sangat rendah dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara.

Windy Riswantyo, Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, mengatakan pada dasarnya asuransi bukan tentang kematian, tetapi agar keluarga yang ditinggalkan bila pencari nafkah tutup usia dini dapat melanjutkan hidupnya. Dalam konteks proteksi, asuransi berperan sebagai produk yang memindahkan risiko finansial dari pemilik asuransi ke perusahaan asuransi.

“Di asuransi jiwa, manfaat utama yang dilindungi adalah finansial keluarga. Dengan adanya santunan tutup usia, dapat berfungsi sebagai pengganti hilangnya sumber nafkah jika tertanggung tutup usia maupun terkena penyakit kritis,” ujarnya, Rabu (13/11/2024).

Saat ini asuransi jiwa juga bisa dilengkapi dengan perlindungan kesehatan seperti rawat inap di rumah sakit, penyakit kritis dan juga perlindungan tambahan atas risiko kecelakaan, risiko cacat total dan tetap, dan manfaat lainnya. Perlu dicatat, dalam memiliki asuransi para ayah harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan keluarga masing-masing.

3 Asuransi yang Mesti Dimiliki Kepala Keluarga

1. Asuransi Jiwa

Bagi para kepala keluarga, mempunyai asuransi jiwa menjadi kewajiban karena sudah memiliki tanggungan. Apabila terjadi risiko hilangnya nafkah, dukungan finansial dari asuransi jiwa akan memampukan keluarga yang ditinggalkan agar bisa melanjutkan hidup.

Idealnya, para kepala keluarga harus memiliki Uang Pertanggungan (UP) minimal lima kali pengeluaran tahunan, agar keluarga bisa melanjutkan hidupnya dalam lima tahun kedepan, seraya mendapatkan sumber penghasilan baru seperti membuka usaha secara mandiri atau bekerja sebagai karyawan kantoran.

2. Asuransi Kesehatan

Setelah memiliki asuransi jiwa, para kepala keluarga sebaiknya juga mempunyai asuransi kesehatan. Bagi ayah dengan pekerjaan sebagai karyawan, bisa mengecek terlebih dahulu fasilitas kesehatan yang diberikan oleh kantor. Pastikan manfaatnya sudah mencukupi untuk keluarga. Para ayah bisa menambah asuransi kesehatan swasta, agar bisa mendapatkan fasilitas yang optimal ketika harus dirawat di rumah sakit, terutama untuk anak.

3. Asuransi Penyakit Kritis

Untuk para ayah yang budget alokasi asuransinya masih kurang dari 10 pendapatan, bisa melengkapi proteksi kesehatan dengan asuransi penyakit kritis. Dilihat dari usia, risiko penyakit kritis akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Namun sebelum memiliki asuransi penyakit kritis, sebaiknya cek saja terlebih dahulu riwayat penyakit kritis di dalam keluarga.

“Jika ada, maka sebaiknya bersiap, karena risiko terkena penyakit kritis turunan menjadi lebih besar. Biasanya penyakit kritis pun membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama dan biaya yang lebih besar,” ungkapnya.(*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved