Industri makanan dan Minuman Tumbuh 6,8% di 5 Tahun
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti bersama Ketua Umum Aprindo (Asosiasi Peritel Indonesia), Roy Nicholas Mandey dan Ketua Umum Gapmmi ( Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia), Adhi Lukman membuka Pameran SIAL Interfood 2024. Dyah menyampaikan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Pada periode Januari-September 2024, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 21,98 miliar.
Industri makanan dan minuman di Indonesia mengalami pertumbuhan positif selama lima tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,81% dalam lima tahun terakhir (2019—2023). dan ekspor senilai US$5,2 miliar di 2023. "Produk makanan dan minuman Indonesia juga telah diekspor ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Thailand, Filipina, dan Malaysia," ujarnya pada pembukaan Pameran SIAL Interfood 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Total nilai ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia pada Januari-Agustus 2024 sebesar US$3,59 miliar, meningkat 6,48% dibandingkan periode yang sama pada 2023. Produk yang paling banyak meraih pangsa pasar dunia yaitu hasil laut seperti udang sebesar 6,88%, kepiting sebesar 7,32%, biskuit manis sebesar 7,13%, pasta sebesar 8,26%, serta makanan lainnya 13,07%.
Negara mitra dagang terbesar produk makanan olahan Indonesia adalah Amerika Serikat sebesar US$667,23 juta, Filipina sebesar US$507,76 juta, Malaysia sebesar US$294,31 juta, Tiongkok sebesar US$222,28 juta, dan Thailand sebesar US$194,15 juta.
Wamendag menambahkan bisnis di Indonesia didominasi oleh sektor UMKM.Para UMKM ini berkontribusi sebesar 60,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan telah menyerap sekitar 97% tenaga kerja. Kemendag menggulirkan program kerja utama dalam meningkatkan ekspor produk Indonesia, yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan peningkatan UMKM BISA (Berani Inovasi dan Siap Adaptasi) ekspor. Melalui program tersebut, diharapkan produk-produk UMKM dapat bersaing di pasar global. (*)