Rugi Smartfren Telecom (FREN) Bengkak 68% di Kuartal III/2024, Pendapatan Turun Tipis Jadi Rp8,54 Triliun
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat perjalanan keuangan yang penuh dinamika di kuartal III/2024. Meski rugi bersih melonjak 68% menjadi Rp1,007 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp599,63 miliar, perusahaan tetap melangkah dengan strategi untuk memperkuat fondasi bisnisnya.
Pendapatan bersih FREN mencapai Rp8,54 triliun, hanya sedikit menurun 1% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp8,62 triliun. Sumber utama pendapatan ini didorong oleh layanan data yang menyumbang Rp7,44 triliun, diikuti oleh layanan non-data sebesar Rp322,66 miliar, jasa interkoneksi sebesar Rp204,12 miliar, serta kontribusi dari segmen lainnya mencapai Rp538,71 miliar. Meski pasar semakin kompetitif, FREN tetap menunjukkan daya tahan dalam meraih pendapatan inti dari telekomunikasi.
Namun, tantangan operasional terus membayangi. Beban usaha meningkat 4,77% menjadi Rp8,70 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,31 triliun. Kondisi ini berdampak pada laba usaha yang berubah menjadi rugi sebesar Rp164,1 miliar, kontras dengan kuartal III/2023 di mana FREN masih menikmati laba usaha sebesar Rp319,18 miliar.
Di tengah tantangan tersebut, ada secercah cahaya dari strategi pengelolaan liabilitas. FREN berhasil menurunkan total liabilitas secara signifikan menjadi Rp20,76 triliun, turun 29,29% dari Rp29,37 triliun tahun lalu. Penurunan ini tercapai berkat pengurangan utang pinjaman dan pelunasan sejumlah kewajiban yang krusial, menunjukkan langkah proaktif perusahaan dalam memperkuat posisi keuangan.
“... terutama berasal dari penurunan utang pinjaman sebesar Rp5.097 miliar terutama karena pelunasan utang pinjaman dari Niven Holdings Limited pada Mei 2024 dan penurunan utang obligasi dan liabilitas derivatif senilai Rp1.631 miliar karena pelunasan utang obligasi pada September 2024,” tegas Direktur Smartfren Telecom, Antony Susilo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (14/11/2024).
Sementara itu, aset perusahaan justru mengalami penurunan hingga 5,65%. Pada kuartal III/2024, total aset menjadi Rp42,49 triliun, sedangkan pada kuartal III/2023 total asetnya Rp45,04 triliun.
Saat ini, FREN memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Distribusi Sentra Jaya dan PT Smart Telecom. PT Distribusi Sentrajaya bergerak secara komersil pada tahun 2014 di bidang perdagangan umum yang berlokasi di Jakarta. Kemudian, PT Smart Telecom bergerak secara komersil pada 2007 di bidang telekomunikasi di Jakarta.
Sebelumnya, Smartfren Telecom melalui sejumlah pemegang saham dan pengendali telah menandatangani dokumen memorandum of understanding yang bersifat tidak mengikat. Pemegang saham itu adalah PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT TBali Media Telekomunikasi. Dokumen itu berhubungan dengan rencana merger operasional Smartfren dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL), anak perusahaan Axiata Group Berhad. (*)