Sritex Bangkrut, Citibank Respons Soal Potensi Gagal Bayar Kredit Rp565 Miliar
Citi Indonesia (Citibank) membuka suara terkait kabar PT Sri Rezeki Isman Tbk (Sritex) yang diputus bangkrut. Perusahaan garmen tersebut dikabarkan memiliki utang kredit sebesar US$35.826.893 atau sebesar Rp565,50 miliar kepada Citi Indonesia. Direktur Utama Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengungkapkan hal tersebut tidak menjadi beban perusahaan.
Ini karena kredit macet itu sudah dilakukan pencadangan penuh sebelumnya sehingga tidak menjadi non performing loan (NPL) nett di kinerja perusahaan.“Sudah dilakukan pencadangan penuh, bukan hanya di tahun ini, tapi juga di tahun-tahun sebelumnya. Karena nett NPL-nya kita 0%,” tegas Batara di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Dengan demikia, Batara memastikan kinerja dan likuiditas keuangan Citi Indonesia masih sehat dan masih memadai jika nanti Sritex gagal bayar di waktu-waktu mendatang. "Likuiditas kami memadai, tidak ada ladi dampaknya pada kinerja bank," ujarnya.
Liquidity coverage ratio (LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat di 291% dan 124% atau di atas ketentuan minimum per September 2024. Citi Indonesia memiliki modal yang kuat dengan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 33,1%, meningkat dari 30,5% di tahun sebelumnya. Bisnis perbankan Citi Indonesia mencakup Corporate and Investment Banking, Global Network Banking , dan Commercial Banking. Ketiga lini bisnis mencatatkan pertumbuhan pendapatan di tengah kondisi eksternal yang menantang. (*)