Indonesia Dukung Pasar Kredit Karbon dan Perdagangan Digital
Delegasi Indonesia dalam Dialog Pemimpin APEC dengan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC), yakni Menteri Perdagangan Budi Santoso berkesempatan menyampaikan gagasan dukungan terhadap pasar kredit karbon dan perdagangan digital. Dialog Pemimpin APEC menjadi rangkaian kegiatan APEC Economic Leaders' Week (AELW) 2024 di Peru pada Jumat (15/11/2024).
Budi mengungkapkan bila Indonesia menarget pengurangan emisi domestik 31,89% dan 43,2% melalui kolaborasi internasional. Agar bisa mencapai target, Indonesia telah mengimplementasikan perdagangan karbon melalui Badan Karbon Nasional. “...telah meluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023. Bursa karbon diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucapnya dalam siaran pers, dikutip Senin (18/11/2024).
Sementara dari sisi perdagangan digital, Budi menekankan pentingnya paperless trade. Hal itu penting dilakukan guna mengatasi kesenjangan digital masyarakat, pengembangan perdagangan secara elektronik (niaga-el), dan membangun ekosistem layanan keuangan digital.
Pada 2023, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan USD 90 miliar, naik 13 persen dibandingkan tahun 2022 yang senilai USD 80 miliar. Besaran nilai tersebut mencakup pula transaksi niaga-el, travel daring, dan teknologi finansial (tekfin).