Economic Issues

Usai Bertemu Xi Jinping dan Joe Biden, Ini Tujuan Presiden Prabowo ke Inggris

Usai Bertemu Xi Jinping dan Joe Biden, Ini Tujuan Presiden Prabowo ke Inggris
Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, hari Selasa siang (12/11).

Presiden Prabowo Subianto melanjutkan lawatan panjangnya dengan mengunjungi Inggris setelah penutupan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brasil, Minggu, 17 November 2024. Sebelumnya, ia bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping, Presiden AS Joe Biden, hadir dalam KTT APEC di Peru dan KTT G-20 di Brasil.

Dalam lawatan ke Inggris yang dimulai hari ini, Senin, 18 November 2024, Prabowo akan bertemu dengan PM Keir Stamer dan Raja Charles di Istana Buckingham.

Prabowo menyatakan optimistis untuk bisa menarik investasi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. "Nanti pulang dari sini, saya akan ke Inggris untuk bertemu bicara masalah ekonomi juga, kemungkinan-kemungkinan kita bisa narik investasi," kata Prabowo di sela-sela kegiatannya menghadiri KTT G20 di Brasil, Minggu, seperti ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

Presiden mengatakan rangkaian lawatannya ke negara-negara lain memanfaatkan momentum banyaknya undangan bagi Indonesia menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang lokasinya jauh.

Momentum itu digunakan untuk menarik lebih banyak kerja sama dengan mitra luar negeri yang dapat menguatkan ekonomi Indonesia, katanya.

Sebelumnya, Prabowo dalam sebuah pernyataan pada 13 November 2024, mengatakan bahwa Indonesia memiliki ketertarikan bergabung dengan beberapa kelompok ekonomi untuk mencari peluang demi kesejahteraan rakyat.

Pesan itu disampaikan Presiden terkait keinginan RI masuk dalam Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan OECD serta BRICS.

"Saya kira nggak ada masalah. Kita juga ikut IPEF, kita juga ikut CPTPP," kata Prabowo di sela kunjungan kenegaraan di Amerika Serikat, Rabu pekan lalu.

BRICS adalah kelompok kerja sama yang diprakarsai Brasil, India, Cina dan Afrika Selatan. IPEF atau Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kesejahteraan yang diinisiasi Presiden Joe Biden pada 2022 dengan 14 anggota termasuk AS, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara ASEAN.

Sedangkan CPTPP atau Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik adalah sebuah perjanjian dagang antara Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Prabowo mengatakan, Indonesia memang ingin ikut dalam beberapa kelompok ekonomi, untuk mencari yang terbaik. "Ya kita ikut beberapa kelompok. Untuk ekonomi kita ingin mencari yang terbaik, peluang-peluang untuk ekonomi kita. Kita harus memikirkan kesejahteraan rakyat kita kan," jelas Presiden Prabowo.

Hasil Pertemuan dengan Xi dan Biden

Dalam kunjungan ke Cina, Prabowo dan Xi Jinping menyepakati sejumlah kerja sama di bidang ekspor buah kelapa segar, perikanan tangkap berkelanjutan, ekonomi biru, sumber daya mineral, mineral hijau, serta sumber daya air hingga keamanan maritim.

Xi juga menyatakan siap memberikan pendanaan untuk program makan bergizi gratis bagi anak sekolah. Pemerintah pada APBN 2025 menyiapkan anggaran Rp71 triliun, ini masih dinilai kurang karena belum bisa mencakup seluruh anak usia sekolah, ibu hamil dan balita.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan isi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping yang antara lain membahas soal ekonomi biru dan tanggul laut raksasa atau "great sea wall".

Dalam pertemuan di Gedung Putih pada 12 November 2024, Prabowo dan Presiden AS Joe Biden berhasil menyepakati sejumlah kerja sama.

"Untuk terus memperluas kerja sama ini, Presiden Biden dan Prabowo mengumumkan inisiatif baru untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga negara kita dan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, makmur, aman, dan tangguh," demikian keterangan Gedung Putih.

Amerika Serikat dan Indonesia telah lama menjadi mitra dalam memajukan kesejahteraan bagi warga negara masing-masing. Kedua negara berada di sejumlah forum kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.

Gedung Putih meyakinkan Amerika Serikat akan terus bermitra dengan Indonesia dalam berbagai kegiatan untuk mempromosikan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, termasuk penerapan solusi kota pintar yang inovatif, infrastruktur berkualitas, dan praktik terbaik internasional untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk kota di Indonesia.

Biden mengumumkan program-program untuk mendorong kemakmuran ekonomi berkelanjutan, di antaranya perjanjian kerangka kerja perdagangan dan investasi, terkait IPEF, serta proyek percontohan Smart City Infrastruktur Digital.

AS sebelumnya telah memiliki 32 program bantuan teknis berkelanjutan yang didanai oleh negara-negara International Partners Group (IPG) dengan total $202,7 juta dengan tambahan $831,42 juta yang disetujui dalam tujuh pinjaman dan investasi ekuitas.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved