Jurus Najla Bisyir Membangun Bisnis Dessert Box
Berawal dari dapur rumah sederhana hingga menjadi salah satu pelopor dessert box di Indonesia, Bittersweet by Najla telah membuktikan bahwa inovasi dan kolaborasi adalah kunci sukses dalam bisnis F&B.
Optimalkan e-Commerce
Najla Bisyir, sang pendiri, pun berbagi cerita membesarkan bisnis kulinernya. Menurutnya, bisnisnya dimulai dengan usaha rumahan. “Bittersweet by Najla dibangun dari bisnis rumahan saja. Bisnis rumahan, yang tidak aku sangka punya 800 karyawan, 3 central kitchen dan itu membutuhkan waktu untuk berjuang,” ujar Najla saat ditemui swa.co.id usai media gathering Shopee, Selasa (19/11/2024).
Bisnis makanan dan minuman selalu menghadapi persaingan ketat. Namun, Najla mampu melihat peluang dan menjaga eksistensi Bittersweet by Najla dengan terus berinovasi. Berkat kegigihannya untuk terus belajar dan beradaptasi dalam mengoptimalkan platform e-commerce, salah satunya Shopee.
Najla menggunakan fitur Shopee Live dan Shopee Video. Dia berhasil mendapatkan komisi yang menguntungkan. “Sejak aku mulai aktif di akun Ala Bisyir, kesempatan untuk membangun personal branding pun semakin kuat, dimana semakin banyak brand yang mengajak untuk bekerja sama untuk mempromosikan melalui live streaming. Pengaruh signifikan dari kedua fitur ini berhasil mencatatkan peningkatan pesanan yang signifikan lebih dari 100 kali lipat,” ujarnya.
Najla juga membagikan cerita, di tahun 2019, dirinya diajari Shopee untuk masuk ke kategori frozen food. "Jadi, dari situ aku mulai oke, kami buat dessert box. Saat itu yang bisa dikirim hanya daerah Jakarta sampai Tangerang. Hanya bisa pengiriman instan," ungkap Najla.
Tak hanya itu, Najla juga terus berusaha menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia. "2021-2022, mulai maraknya live Shopee dan sebagainya, mulai ngebuka pikiran aku. Gimana caranya Bittersweet yang ada di Shopee bisa kita reach out sampai ke Mojokerto, Jawa Timur, dan lainnya agar bisa rasain Bittersweet," kata Najla.
Tren 2025
Dia juga bercerita tentang tren kuliner di tahun 2025 berdasarkan banyaknya pemesanan di jenama kuliner miliknya, Bittersweet By Najla. Najla mengatakan rata-rata pelanggannya memesan kue kering. Saat itu banyak UMKM yang menjual kue-kue kering melalui e-commerce. "Awal-awal, kue kering pasti jadi incaran. Produk kue kering dari UMKM banyak bisa dikirim lewat online shop," ujar Najla.
Saat Ramadan tiba, Ala Basyir mengaku banyak pelanggannya yang memesan kue kering. Menurutnya, kue kering akan menjadi tren 2025. "Awal puasa bikin banyak. Itu satu hari bisa habis banget, kami 'diteror' karena mereka kepo kan. Karena produk harus dibuat dulu dan homemade," katanya.
Najla Basyir juga menceritakan proses tim Bittersweet By Najla membuat kue-kue kering. Menurutnya, kue kering yang renyah, lembut dan segar akan banyak diminati oleh masyarakat di tahun 2025.
"Butuh waktu, cara pembakaran nastar dua kali. Kalau orang-orang biasanya satu kali, karena ingin simpel. Jadi ini challenging (tantangan), karena bulan puasa orderan meningkat lebih tinggi. 2025 kita lebih banyak siapin kue kering. Mereka mau segar-segar tapi dicampur cokelat gitu." tambahnya.
Kenaikan PPN 12%
Najla Bisyir juga angkat bicara mengenai rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun depan. Najla menyampaikan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tersebut terhadap bisnis food and beverage (F&B) seperti yang dilakoninya, terutama di tengah kondisi kenaikan harga bahan baku yang terus melambung.
"Banyak sekali bahan-bahan yang memang dari luar gitu dan naik, seperti coklat. Karena coklat itu kan sedang gagal panen di Afrika. Di luar penambahan pajak, ada juga penambahan-penambahan harganya memang lagi melonjak naik," ungkapnya.
Menurutnya, fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh bisnisnya, tetapi juga oleh pelaku usaha bakery lainnya. "Jadi memang aku dan bakery-bakery lain tuh benar-benar lagi ngerasain peningkatan harga ini memang lumayan mencekik gitu," tambahnya.
Najla mengungkapkan salah satu inovasi yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan diversifikasi produk. Ia juga berencana mengembangkan produk baru dengan ukuran yang lebih kecil tetapi tetap mempertahankan kualitas bahan baku premium.
"Diversifikasi produk bakal kita lakukan. Contohnya sudah ada produk seperti Dubai Coklat, yang packaging-nya lebih kecil, tapi kualitasnya tetap premium. Kami juga akan bikin dessert box yang bentuknya lebih kecil, tapi harganya tetap sama seperti sekarang. Saya paling anti menurunkan kualitas bahan baku, karena itu bukan identitas kami," tegasnya.(*)