Palo Alto Optimistis Talenta Keamanan Siber Bakal Berlimpah di Indonesia
Ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang hingga beberapa tahun mendatang. Namun, ancaman keamanan siber di penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) masih menghantui. Palo Alto memproyeksikan, talenta di bidang keamanan siber akan berlimpah, demi mempercepat penerapan panduan keamanan siber yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, Adi Rusli, menjelaskan Indonesia diuntungkan dalam kondisi penduduk usia muda yang produktif. Selain itu, sejumlah pelaku layanan industri siber turut melakukan kegiatan untuk peningkatan kapasitas, serta menggandeng sejumlah pihak seperti pemerintah hingga institusi pendidikan.
“Itu yang kami juga terus perhatikan. Bukan sekadar dari sisi aspek komersial, kami melihat kepentingan nasional,” kata Adi dalam acara diskusi media di Jakarta,Rabu (20/11/2024). Adi menambahkan kebutuhan tenaga kerja yang melek di bidang keamanan siber juga dibarengi dengan keahlian melek kecerdasan buatan (AI) dan otomasi.
Kemudian, peningkatan kapasitas dan kapabilitas itu idealnya diwujudkan dalam bentuk edukasi, seperti cyber safe kids. Menurut Adi, pendidikan keamanan siber sejak dini dapat ditanamkan kepada pelajar tingkat dasar dan menengah, dengan model pembelajaran interaktif.
“Melalui penyampaian yang ilustratif ke anak-anak untuk bisa masuk ke mindset, membentuk mindset-nya,” tambah Adi.
Tahap selanjutnya, jika pelajar ingin menekuni bidang keamanan siber lebih lanjut dan siap ke industrinya, diperlukan kurikulum yang dapat diterapkan begitu mereka lulus. Dengan begitu, para pelajar lebih siap masuk ke berbagai bidang, baik itu pemerintahan, teknologi, kesehatan, atau bidang yang masih bersentuhan dengan teknologi dan keamanan siber.
Untuk mendukung talenta tersebut, setidaknya diperlukan kerja sama berbagai pihak dan dimulai dari keluarga untuk mewujudkan talenta yang siap di bidang teknologi, yang turut mencakup bidang keamanan siber dan AI.
“Ekonomi digital di Indonesia yang membuat negara ini tetap terus maju, harus dilindungi. Kalangan muda harus paham betul profesi di bidang siber adalah penting,” ujar Regional Vice President Palo Alto Networks wilayah ASEAN, Steven Scheurmann.
Edukasi keamanan siber pun tidak hanya ditujukan kalangan muda, tetapi juga kelompok usia lanjut. Menurut Scheurmann, kelompok usia lanjut rentan mengalami serangan siber, baik secara sengaja atau tidak sengaja.
“Risiko yang paling tinggi terkena serangan siber adalah kaum orang tua dan kalangan muda,” tegas Scheurmann. “Umumnya, kelompok usia lanjut itu sudah pensiun, mereka banyak uang, kadang-kadang mereka kesepian. Jadi, menargetkan mereka sangat gampang,” tambahnya.
Scheurmann juga menekankan pentingnya adanya komunitas bersama yang dapat menggaet kelompok usia lanjut untuk meningkatkan perhatian dan perlindungan diri dari ancaman siber. Hal itu tetap dibarengi dengan pola pikir zero-trust atau pola pikir yang kritis terhadap segala sesuatu.(*)