Strategy

Diplomasi, Seni Komunikasi dan Menciptakan Kepercayaan

Menteri Luar Negeri periode 2014-2024, Retno Marsudi pada World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024). (Foto : Silawati/SWA).

Komunikasi dan kepercayaan merupakan jurus jitu dalam berdiplomasi. Kedua aspek itu ada di setiap sektor kehidupan. “Kepercayaan sangat penting dalam pekerjaan kita, dalam pekerjaan kita, dan manusia bagi kita untuk berperilaku sebagai manusia. Kepercayaan. Ya. Ketika Anda mendapatkan kepercayaan, itu membutuhkan investasi yang lama. Kepercayaan tidak jatuh dari langit. Kepercayaan, sekali lagi, juga dibutuhkan dalam diplomasi publik, nation friendly. Jika Anda tidak memiliki kepercayaan, jika tidak ada kepercayaan, Anda tidak akan bisa,” kata Menteri Luar Negeri periode 2014-2024 Retno Marsudi padaacara World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024).

Lebih lanjut, Retno mengungkapkan, komunikasi dan kepercayaanlah yang membuat Indonesia sukses melakukan diplomasi pada tahun 2020 saat menjadi tuan rumah G20. “Kemampuan ini sangat penting untuk diplomasi publik, kebebasan bangsa, dan hubungan masyarakat. Pada 2020, Indonesia memimpin KTT G20 dan semua sangat pesimistis. Tekanan datang dari seluruh dunia. Benar-benar mimpi buruk bagi saya sebagai menteri luar negeri saat itu. Singkat cerita, Indonesia mampu melewati situasi yang penuh gejolak ini di tahun 2020. Dan pertanyaannya adalah mengapa Indonesia mampu melakukannya. Pertama-tama, ada kepercayaan terhadap Indonesia,” jelas Retno.

Dia menjabarkan tiga hal yang harus dilakukan untuk bisa melakukan diplomasi yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan memperoleh kepercayaan. Selain itu, diplomat harus memperkuat kemampuan untuk meyakinkan orang lain. “Jadilah cerdas. Jadilah adaptif. Jadilah gesit. Karena itu semua berlaku dan sangat mempengaruhi diplomasi. Satu hal yang tidak kalah penting adalah tetaplah memperjuangkan kebenaran,” ujar Retno. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved