Rusia dan Ukraina Memanas, Harga Emas Berpeluang Naik
Harga emas (XAU/US$) pulih di level harga US$2.630-an pada perdagangan Rabu (20/11/2024), setelah sempat melemah di awal pekan. Analis menilai faktor utama yang mendorong penguatan emas adalah meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina. Ketegangan ini memicu arus dana ke aset safe haven seperti emas, yang dinilai lebih aman dalam situasi ketidakpastian global.
Andy Nugraha, Analis Dupoin Indonesia, menyebutkan bahwa pernyataan terbaru Rusia terkait penggunaan persenjataan nuklir dan langkah AS yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS menjadi katalisator utama arus safe haven ke logam mulia. Kondisi geopolitik ini meningkatkan minat investor untuk berlindung di emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset aman saat risiko global meningkat.
Pada hari Kamis (21/11/2024), emas sempat mencapai level US$2.650, didukung oleh arus dana safe haven akibat ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. Namun, di awal pekan, harga emas sempat melemah hingga level terendah delapan minggu di US$2.530-an. Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS (US$), yang sering kali menjadi penentu utama harga emas karena emas dihargai dalam dolar. Ketika dolar menguat, daya tarik emas cenderung menurun.
Namun, penguatan US$ menjadi tantangan bagi kenaikan harga emas. Pada hari Rabu, US$ menguat karena pasar mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Desember. Probabilitas pemotongan suku bunga kini hanya sekitar 60%, turun dari sebelumnya yang mencapai 100%.
Penguatan US$ membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga menekan permintaan emas. Emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam US$, cenderung melemah ketika nilai US$ meningkat, jika semua faktor lain tetap sama.
Nugraha memproyeksikan harga emas memiliki peluang untuk naik hingga level US$2.655, asalkan tren bullish tetap terjaga. “Harga emas diperkirakan akan tetap bergerak dinamis hari ini, dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter AS. Meningkatnya permintaan safe haven karena konflik di Ukraina menjadi faktor utama penguatan harga emas, meskipun pengaruh penguatan US$ tetap menjadi tantangan,” katanya, Kamis (21/11/2024).
Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), emas diprediksi akan melemah dengan target penurunan di level $2.600 sebagai batas terdekatnya. Hal ini menandakan volatilitas yang tinggi pada pasar emas, dengan pergerakan harga yang dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan sentimen pasar global.(*)