Gurin Energy Tunjuk Retno Marsudi sebagai Direktur Non-Eksekutif Independen
Perusahaan energi terbarukan asal Singapura, Gurin Energy Pte Ltd, resmi menunjuk mantan menteri luar negeri Indonesia periode 2019-2024, Retno Marsudi, sebagai direktur non-eksekutif independen. Retno akan bekerja efektif per 21 November 2024.
Sebagai direktur non-eksekutif independen, Retno akan memberikan arahan strategis kepada manajemen perusahaan. Retno juga akan berkontribusi terhadap ketahanan dan efektivitas tata kelola perusahaan. Chairman Gurin Energy, Vimal Vailabh mengaku bangga dengan penunjukkan Retno dalam jajaran direksi perusahaan ini.
“Pengalaman beliau yang luas, pandangan strategis yang tajam, dan pengetahuan regionalnya yang mendalam akan memungkinkan kami untuk melangkah dalam misi kami untuk mempercepat transisi energi di Asia,” jelas Vallabh dalam keterangan resmi pada Jumat (22/11/2024).
Senada dengan Vallabh, Retno juga turut bangga atas kepercayaan Gurin Energy untuk bergabung dalam dewan direksi perusahaan.
“Saya berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan direksi lainnya, serta tim manajemen Gurin Energy, dalam mewujudkan visi kita bersama untuk masa depan yang berkelanjutan bagi Asia,” ujar Retno.
Gurin Energy beroperasi di sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik, mencakup Singapura, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara di wilayah Asia Tenggara lainnya. Saat ini, perusahaan dipimpin oleh Vimal Vallabh dari Morrison. Vallabh akan mengawasi strategi dan tata kelola perusahaan pengembangan energi terbarukan.
Berkantor pusat di Singapura, Gurin Energy berfokus pada pengembangan, kepemilikan, dan pengoperasian aset tenaga surya, angin, dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS). Gurin Energy juga berafiliasi dengan Infratil Ltd, perusahaan investasi infrastruktur yang telah membangun platform energi terbarukan di Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Adapun perusahaan tersebut, dikelola oleh Morrison, yaitu perusahana investasi infrastruktur global.
Kini, Gurin Energy memiliki 7 gigawatt (GW) proyek pembangkit listrik tenaga angin, surya, dan BESS. Proyek itu dalam tahap pengembangan yang tersebar di Jepang, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. (*)