Capital Market & Investment

Analis Investasi Eastspring Indonesia Proyeksikan Investasi Berbasis ESG Akan Diminati Investor Ritel

Analis Investasi Eastspring Indonesia Proyeksikan Investasi Berbasis ESG Akan Diminati Investor Ritel
Suasana diskusi antara Eastspring Investment Indonesia, DBS Indonesia, dan Yayasan KEHATI di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/11/2024). Foto Nadia K. Putri/SWA

Head of Investment Eastspring Investment Indonesia, Liew Kong Qian memperkirakan tren dana investasi berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG akan mengalami peningkatan dalam beberapa waktu mendatang. Hal itu didukung dengan kesadaran investor terhadap pola investasi terhadap perusahaan-perusahaan yang dapat berpengaruh pada lingkungan.

Menurut data internal Eastspring Investment Indonesia, Qian mengamati bahwa tren dana investasi ESG secara global, khususnya di kawasan Asia (tanpa Jepang), aliran dana masuk untuk kepentingan ESG bergerak positif secara kuartalan pada 2024. Hal itu ditandai dengan masuknya dana investasi ESG pada kuartal I/2024, kemudian berlanjut hingga kuartal III/2024. Tren itu lebih kuat mengarah ke dana investasi berkelanjutan bersifat pasif seperti reksa dana indeks.

“Para investor yang memperhatikan konsep ESG dan praktiknya, serta pelaku pasar cukup kompleks. Banyak indikator yang harus diperhatikan. Namun para investor individu, membutuhkan produk yang lebih dipahami,” ujar Qian di Bursa Efek Indonesia saat peluncuran Reksa Dana Indeks Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI, di Jakarta pada Jumat (22/11/2024).

Kemudian, merujuk pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2024, pergerakan investasi berbasis ESG tersebut juga mengalami pertumbuhan, baik dari segi dana kelolaan (AUM) dan produk reksa dana indeks. Pada Juni 2024 lalu, dana kelolaan mencapai Rp8,2 triliun dengan 34 produk reksa dana indeks. Menurut Qian, tren ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding pada tahun 2022, dengan dana kelolaan sebesar Rp3,5 triliun dan 16 produk reksa dana indeks.

Selain itu, tren kenaikan investasi berbasis ESG itu didorong oleh adanya pemenuhan kewajiban fidusia oleh perusahaan dan adopsi ESG melalui berbagai regulasi. Qian menganggap, isu perubahan lingkungan, transisi energi, kota dan masyarakat berkelanjutan, serta tata kelola menjadi fokus banyak investor ritel.

“Itu menjadi sesuatu yang dekat dengan hati mereka, dekat dengan nilai-nilai mereka. Itu juga yang menjadi faktor yang mendorong adopsi ESG,” tambah Qian. Qian mengeklaim, saat ini semua pihak bergerak ke arah yang lebih berkelanjutan. Perusahaan semakin bersemangat untuk menghadirkan solusi investasi yang berkelanjutan untuk para masyarakat.

Sementara itu, Chair of Executive Board KEHATI Foundation, Riki Frindos mengakui, aktivitas ekonomi yang dari para pelaku bisnis perusahaan, akan berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat. KEHATI berkomitmen terus bermitra dengan perusahaan dan institusi keuangan agar mereka mengintegrasikan ESG dalam proses keputusan pemberian investasi atau pemberian dana.

“Dengan kami membuat indeks saham seperti ini, kami mencoba memfasilitasi, salah satunya ESGQ45 [IDX KEHATI]. Yayasan KEHATI tidak hanya meminta perusahaan untuk mengintegrasikan ESG dalam keputusan investasi mereka, tetapi juga memfasilitasi, bekerja sama,” tutup Riki. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved