Profesional Humas Muda Dipacu Menggunakan AI Berbasis Etika
Profesional humas muda dipacu menggaungkan perspektif terbaru dan solusi yang inovatif untuk bidang kehumasan. Teknologi harus dioptimalkan tanpa meninggalkan identitas dan j tradisi. Ketua Umum Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia), Boy Kelana, mengungkapkan teknologi dan inovasi itu mendorong kemajuan. “Hari ini kita berada di Bali, tempat yang kaya akan kearifan, harmoni, dan kreativitas. Kami diingatkan pentingnya menyeimbangkan tradisi dengan teknologi. Bali mengajarkan akar kita tetap membumi walau ada perubahan. Ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk profesional humas muda,” kata Boy di World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Jumat (22/11/2024).
Boy menyampaikan kriteria pemimpin itu membutuhkan visi, empati, dan kemampuan beradaptasi. “Tantangan yang kita hadapi saat ini-perubahan iklim, informasi yang salah, dan dominasi teknologi-menuntut para pemimpin muda yang tidak hanya dibekali dengan keterampilan, tetapi juga prinsip. Di dunia yang semakin didominasi oleh teknologi dan kecerdasan buatan (AI), para profesional humas muda harus memanfaatkan alat-alat ini secara etis dan bertanggung jawab,” lanjut Boy.
AI, menurut Boy, menawarkan potensi yang luar biasa untuk mentransformasi komunikasi. Namun, humas yang profesional harus memastikan bahwa teknologi ini melayani kemanusiaan tanpa mengorbankan nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan akuntabilitas. “Di sinilah Perhumas mengambil langkah dengan mengintegrasikan Kode Etik AI ke dalam kerangka kerja kami-memastikan bahwa teknologi mendukung, bukan merusak, komunikasi yang bertanggung jawab,” jelas Boy.
Para anggota Perhumas Muda dihimbau untuk terus mempromosikan nilai-nilai Indonesia-keberagaman, persatuan, dan saling menghormati-di panggung global. “Sebagai anggota Perhumas muda, Anda memiliki kesempatan unik untuk memadukan strategi modern dengan kearifan lokal. Memastikan kisah Indonesia didengar, dihormati, dan dirayakan di seluruh dunia, Indonesia Bicara Baik. Sebagai bagian dari Aliansi Global untuk Manajemen Humas dan Komunikasi, Perhumas dengan bangga menghubungkan Indonesia dengan komunitas humas internasional,” kata Boy.
Para profesional PR muda itu menjadi bagian dari jaringan global ini berarti tidak hanya menjadi bagian dari komunitas PR di Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan global. Ini adalah momen profesional PR muda untuk belajar, berkolaborasi, dan memimpin dalam skala global, mewujudkan prinsip komunikasi yang bertanggung jawab dalam setiap interaksi. “Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk menjadi muda. Anda hidup di era dengan kemungkinan yang tak terbatas, di mana ide dapat mengubah industri, dan suara dapat menciptakan revolusi. Dengan peluang besar, datang pula tanggung jawab besar. Sebagai profesional PR muda, Anda dipercayakan dengan kekuatan untuk membentuk narasi, mempengaruhi opini, dan mendorong perubahan," tuturnya.
President & CEO Global Alliance, Justin Green, menyampaikan pesan kepada seluruh anak muda untuk percaya dengan kemampuannya sendiri. Hal ini penting untuk bisa mendapatkan pekerjaan di industri mana pun di dunia. “Anda tahu dyslexia? Saya mengalami dyslexia sejak kecil yaitu tidak bisa membaca alfabet hingga kini. Namun, seperti yang Anda lihat, saya sudah bekerja dengan banyak orang penting di dunia. Ini artinya tidak ada hal yang tidak mungkin. Orang Afrika bilang, semuanya mungkin bersama Tuhan. Jadi, percaya lah kepada diri Anda sendiri,” pungkas Justin. (*)