Good Doctor Dorong Sinergi Layanan Kesehatan Lewat Health Tech Summit
Platform kesehatan digital, Good Doctor Technology, menggelar Health Tech Summit pertama di Indonesia. Tujuannya untuk mempertemukan seluruh ekosistem kesehatan dari berbagai sektor yang berbeda demi menciptakan sinergi layanan kesehatan terintegrasi, baik dalam aspek kuratif maupun preventif, demi mendukung kebutuhan pasien di Indonesia.
Health Tech Summit ini menghadirkan perwakilan dari lembaga pemerintahan terkait, akademisi, penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium; pembayar biaya kesehatan (payor) seperti perusahaan asuransi dan korporat; perusahaan farmasi, jaringan apotik, serta para pemain teknologi kesehatan. Dengan kolaborasi lintas sektor, acara ini menjadi platform untuk berbagi wawasan, pengalaman praktis, dan menciptakan solusi inovatif dalam ekosistem kesehatan Indonesia.
“Sebagai perusahaan telehealth yang berfokus pada pasar B2B, kami terus berinovasi dengan fitur-fitur terbaru seperti Digital Gatekeeper, Chronic Care Plan, Formularium, dan Client Portal yang dirancang untuk mendukung layanan kuratif tepat guna bagi Payor dan Pasien. Fitur-fitur teknologi ini memungkinkan pengelolaan layanan kesehatan yang lebih efisien, sekaligus meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi pasien,” ujar Danu Wicaksana, CEO Good Doctor.
Pengembangan teknologi juga menjadi fokus dari Kementerian Kesehatan RI. “Electronic Medical Record adalah kewajiban yang telah diatur melalui Permenkes 24/2022 dan ditujukan untuk mendukung kesinambungan layanan kesehatan. Seluruh penyedia inovasi telekesehatan berpeluang besar untuk berpartisipasi meningkatkan efektivitas sistem kesehatan nasional” kata Setiaji, ST., M.Si. selaku Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Chief Digital Transformation Officer Kementerian Kesehatan RI.
Kerja sama dengan sektor bisnis juga dibahas dalam forum tersebut (22/11/2024). Hadi Wenas selaku CEO Meditap, menyoroti potensi sinergi teknologi dalam mendukung HRD dan perusahaan asuransi. “Meditap siap mendukung inisiatif jangka panjang, baik di bidang kuratif maupun preventif, dengan solusi inovatif yang direncanakan untuk 2025– 2027,” ujarnya.
Studi terbaru dari WHO menunjukkan bahwa manajemen perawatan preventif dapat mengurangi absensi akibat penyakit hingga 30%. “Kami menjajaki rencana kerja sama preventif jangka panjang, seperti program vaksinasi dewasa dan program wellness untuk karyawan, sejalan dengan inisiatif Kementerian BUMN untuk meningkatkan kesehatan karyawan dan menekan biaya medis jangka panjang perusahaan,” tambah Danu.
Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, sistem pensiun dan jaminan hari tua belum sepenuhnya menyesuaikan dengan perubahan demografi. Ke depannya, menua dengan sehat harus menjadi bagian penting dari diskusi. Hal ini sama seperti ketahanan finansial, ketika kita berupaya menjaga ketahanan individu untuk meningkatkan angka harapan hidup yang lebih panjang. Salah satu caranya adalah melalui vaksinasi dewasa.
"Investasi dalam vaksinasi dewasa memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi individu, asuransi kesehatan dan pemerintah. Setiap US$1 yang diinvestasikan untuk vaksinasi dewasa, termasuk melawan penyakit seperti herpes zoster, dan Respiratory Syncitial Virus (RSV), dapat memberikan pengembalian ekonomi sebesar US$19. RSV adalah penyebab infeksi pernafasan bawah yang sangat menular, bahkan lebih menular dari Covid-19. Pandemi Covid-19 telah memperlihatkan bahwa vaksinasi sangat penting bagi masyarakat yang rentan seperti lansia dan penderita komorbid PPOK, asma dan jantung", jelas Prof. Apt. Auliya A. Suwantika, Ph.D, Health Economic and Academician Expert. Dalam forum tersebut
Martina Isty, Head of Health Business Division Asuransi Umum Mega, menambahkan, dengan pendekatan inovatif ini, pihaknya optimistis program kesehatan ini dapat mendukung kesejahteraan karyawannya sekaligus menciptakan layanan kesehatan yang lebih terintegrasi.
Konferensi ini juga mendapat apresiasi dari Aliansi Telemedik Indonesia (ATENSI). “Good Doctor telah mengambil langkah besar dengan menyatukan ekosistem kesehatan di satu tempat. Ini adalah contoh nyata kolaborasi lintas sektor yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia,” ujar Prof. Dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D., Ketua ATENSI. (*)