Desa Jatiluwih Raih Tiga Penghargaan Bergengsi di Akhir 2024
Desa Jatiluwih meraih tiga penghargaan bergengsi di November 2024. Pada 14 November 2024, Desa Jatiluwih dianugerahi penghargaan sebagai salah satu Desa Terbaik Dunia (Best Tourism Village) oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Cartagena, Kolombia. Penghargaan ini mengakui keberhasilan Jatiluwih dalam menerapkan pariwisata regeneratif yang menjaga harmoni antara manusia, budaya, dan lingkungan.
Desa ini menjadi inspirasi global bagi pengembangan desa wisata yang berbasis keberlanjutan. Desa wisata ini pada 15 November 2024 menerima Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas keberhasilan Desa Jatiluwih dalam mempraktikkan keberlanjutan melalui filosofi Tri Hita Karana, yang mengutamakan keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan spiritualitas.
Penghargaan ketiga diraih pada 21 November 2024 saat Desa Jatiluwih menerima Apresiasi Khusus Desa Wisata Digital Friendly dalam ajang Kompetisi Inovasi Model Bisnis Desa Wisata Kreatif Unggul (Dewiku) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Penghargaan ini menyoroti kemampuan Jatiluwih dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing pariwisata, menghadirkan pengalaman inovatif, serta memperluas aksesibilitas bagi wisatawan.
Desa Jatiluwih menyuguhkan keindahan alam sawah terasering dan pelopor penerapan pariwisata regeneratif. Dengan fokus pada pelestarian lingkungan, budaya lokal, dan pemberdayaan masyarakat, Jatiluwih membuktikan bahwa desa wisata dapat berkembang tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisionalnya. "Penghargaan ini adalah hasil kerja keras masyarakat Jatiluwih, dari petani hingga komunitas lokal. Kami telah membuktikan bahwa harmoni antara manusia dan alam adalah kunci kesuksesan. Dengan mengintegrasikan teknologi dan menjaga kearifan lokal, kami mampu bersaing di panggung internasional tanpa kehilangan jati diri, ungkapnya", ujar Ketua Pengelola Desa Jatiluwih, Jhon Ketut Purna seperti ditulis swa.co.id di Denpasar, Bali, Selasa (26/11/2024).
Keberhasilan Desa Jatiluwih membawa kebanggaan tidak hanya bagi masyarakat Tabanan, tetapi juga bagi seluruh Bali dan Indonesia. Pengakuan sebagai Desa Terbaik Dunia oleh UNWTO dan berbagai penghargaan nasional membuktikan bahwa menjaga keunikan lokal dapat menciptakan daya tarik global. Desa Jatiluwih membuktikan perpaduan inovasi, budaya, dan keberlanjutan itu saling beriringan yang berdampak positif.
Jhon menyampaikan penghargaan itu memompa motivasi desa-desa lain untuk melestarikan tradisi dan ekosistem lokal, sambil tetap mengikuti tren global. Jatiluwih telah membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya dicapai melalui modernisasi, tetapi juga dengan menjaga keseimbangan antara nilai-nilai budaya dan inovasi. "Prestasi ini kami dedikasikan untuk generasi muda, agar mereka terus menjaga dan mengembangkan Desa Jatiluwih sebagai warisan yang berharga bagi masa depan", ucap Jhon .
Desa Jatiluwih pada 2012 ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Unesco Panorama di desa ini memanjakan mata pengunjung Keindahan sawah terasering yang luas membentang yang didukung sistem pengairan tradisional Bali, Subak, dan kehangatan masyarakat lokal menjadi daya tarik utama. Subak tidak hanya berfungsi sebagai teknik pengairan sawah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai solidaritas, spiritualitas, dan kebersamaan yang diwariskan selama lebih dari 1.000 tahun. Sistem ini merupakan bagian dari filosofi Tri Hita Karana, bagaimana menjaga hubungan yang selaras, harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. (*)