Capital Market & Investment

BEI Pertimbangkan Atur Lagi Batas IPO untuk Perusahaan Berekuitas Lebih dari Rp2 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia BEI mempertimbangkan untuk mengatur jumlah dana minimum untuk penawaran saham perdana (IPO) untuk perusahaan yang hendak melaksanakan IPO di BEI itu. Rencananya, usulan ini menyasar kepada perusahaan dengan nilai ekuitas lebih dari Rp2 triliun atau US$126 juta.

“Kami mengusulkan lebih dari 10% dari dana minimum IPO,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi internasional World Federation of Exchanges yang dilansir dari Blomberg pada Selasa (26/11/2024). Iman menambahkan, usulan itu tengah didiskusikan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan disetujui pada awal tahun 2025 mendatang.

Berkaca dari kejadian PT Barito Renewables Energi Tbk (BREN), BREN didepak dari indeks FTSE Russell pada September 2024 lalu. BREN juga mengalami auto reject bawah (ARB) sebanyak dua kali pada bulan tersebut. Saham yang beredar BREN juga dianggap tidak memenuhi syarat free float, sebagaimana yang disyaratkan regulasi dengan persentase di bawah 5%. Akibatnya, ini membuat para investor melakukan aksi jual. Hal tersebut membuat BEI ingin merevisi aturan pencatatan saham.

Hingga saat ini, BEI mulai menyarankan perusahaan-perusahaan berekuitas jumbo untuk memastikan dana hasil IPO mereka setidaknya 10% dari total valuasi perusahaan. Persyaratan baru ini diharapkan dapat meningkatkan pergerakan pasar saham dalam negeri.

Sepanjang tahun 2024, setidaknya baru 39 perusahaan tercatat melantai di bursa, sementara targetnya adalah 62 perusahaan. Sejumlah faktor pendorong lesunya IPO di Indonesia seperti pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, transisi kabinet pemerintahan baru, hingga pemilihan umum masih membayangi perusahaan untuk IPO. “Kami masih yakin jumlah IPO pada 2025 akan lebih baik dari tahun ini,” tutur Iman.

Pada penghujung tahun ini , PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) akan melantai di bursa dengan harga penawaran saham perdana sebesar Rp5.900, dengan dana yang akan dihimpun sebesar Rp4,59 triliun.

Sementara, rencana PT Daya Intiguna Yasa atau brand MR DIY akan melantai di bursa akan terwujud berkat kinerja keuangan positif selama tahun 2021 hingga 2023. Adapun harga saham IPO-nya di rentang Rp1.650 – Rp1.870 per saham. Kemudian, perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp4,71 triliun dan saham yang ditawarkan sebanyak 2.519.039.400 saham. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved