Strategy

Strategi MIND ID Menjadi Tulang Punggung Hilirisasi di Industri Mineral dan Batubara

BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, optimistis bahwa sektor industri mineral dan batu bara Indonesia mampu menjadi tulang punggung hilirisasi serta menghadapi tantangan geopolitik di masa depan. Melalui forum MIND ID Commodities Outlook Through Geopolitical Impact 2025, Perseroan mendalami dinamika geopolitik global yang diproyeksikan akan memengaruhi pasar komoditas, terutama yang menjadi andalan Indonesia.

Diharapkan, seluruh pemangku kepentingan dalam industri mineral dan batu bara dapat menyusun langkah-langkah strategis yang adaptif, berorientasi masa depan, serta menjadi panduan dalam menghadapi risiko sekaligus memanfaatkan peluang di tengah ketidakpastian global.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, memaparkan kesiapan perseroan untuk merespons tantangan geopolitik ke depan yang berdampak pada fluktuasi harga, hingga perubahan kebijakan perdagangan internasional. Perseroan memiliki strategi operasional cost leadership yang mampu menyerap risiko geopolitik, sehingga tetap mampu menjaga daya saing.

Di samping itu, Grup MIND ID telah memiliki rencana investasi pengembangan usaha jangka menengah diikuti dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat di internal Grup MIND ID. Perseroan berkomitmen mendukung target pertumbuhan ekonomi yang agresif yaitu 6%–8%.

“Aspirasi tersebut sangat memungkinkan, khususnya dengan mengoptimalkan sektor industri mineral dan batu bara. Kita memiliki ketersediaan bahan baku komoditas di dalam negeri, dan nilai tambahnya dapat ditingkatkan melalui hilirisasi untuk menjawab kebutuhan pasar, baik domestik maupun global,” katanya di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Dilo menjelaskan perseroan memprioritaskan strategi hilirisasi yang mencakup 8 sektor prioritas dan 21 komoditas, termasuk nikel, tembaga, timah, emas, aluminium, serta batu bara yang menjadi andalan grup MIND ID. Dalam mengelola komoditas mineral tersebut, pada 2024 MIND ID bersama seluruh grup telah merampungkan beberapa inisiatif strategis seperti Proyek Smelter Katoda Tembaga PT Freeport Indonesia, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 Mempawah, serta kolaborasi rantai pasok produksi hulu hingga hilir emas ANTAM-Freeport Indonesia.

Di samping itu Grup MIND ID konsisten meningkatkan nilai tambah nikel lebih jauh lagi dengan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi. Proyek dari grup MIND ID ini akan dijalankan mulai dari pembentukan industri material komponen baterai, baterai sel, hingga ekosistem industri daur ulang dari produk-produk kendaraan listrik.

“Kami konsisten melanjutkan inisiatif strategis untuk pengelolaan dan peningkatan nilai tambah komoditas tersebut sehingga dapat membuka peluang investasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional yang lebih progresif lagi, sehingga mampu meningkatkan penciptaan lapangan kerja, ekspor produk bernilai tinggi, serta pengurangan ketergantungan terhadap impor bahan baku,” jelasnya.

Investasi Minerba

Dalam kesempatan tersebut, Allan Ray Restauro, BNEF Metals & Mining Specialist, berpendapat Indonesia perlu melihat ekosistem industri mineral lebih pada aspek pertumbuhan jangka panjang. Indonesia mampu menarik investasi yang sangat cukup, karena menguasai cadangan mineral yang besar dan mampu meningkatkan daya saing secara berkelanjutan.

“Indonesia masih dapat memperbesar skala industrinya untuk dapat menjawab kebutuhan mineral global yang besar di masa depan,” imbuhnya.

Allan menyampaikan pertumbuhan penjualan baterai dunia tidak mengalami kemunduran, dan bahkan tumbuh dengan sangat baik. Hal ini pun diikuti dengan pertumbuhan penjualan mobil listrik global.

“Pertumbuhan ini tidak pergi kemana-mana dan kita masih akan dapat melihat pertumbuhan yang sangat baik dari pasar baterai. Tidak akan pernah kemana-mana dan kita masih akan terus dapat melihat pertumbuhan yang agresif,” katanya.(*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved