Trends

Program Pertamina Memberdayakan Masyarakat Pesisir di Karawang Ini Raih Penghargaan Global

PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menggulirkan progam JAM PASIR (Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir). Program berbasis prinsip berkelanjutan ini diganjar penghargaan internasional di Global Corporate Sustainability Award (GCSA) 2024 kategori Praktik Terbaik (Best Practice), pada peringkat Great Practice yang digagas Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE), di Taipei, Taiwan, pada Rabu pekan lalu

PHE ONWJ menggelar berbagai program JAM PASIR di kawasan pesisir di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Karawang, Jawa Barat. Program ini melakukan rehabilitasi lingkungan melalui pencegahan abrasi, dan restorasi mangrove serta inisiatif yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui transformasi istri-istri nelayan menjadi pengusaha UMKM dan pengelolaan kawasan eduwisata.

Program JAM PASIR menjadi salah satu peraih GCSA 2024 dari 82 program unggulan yang datang dari 18 negara di kawasan Amerika Utara, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur Laut, Asia Tenggara, Eropa Utara, dan Eropa Barat. Ajang GCSA tahun ini memasuki tahun ketujuh, sejak pertama kali diselenggarakan pada 2018.

Anugerah GCSA diberikan kepada program CSR yang digagas perusahaan yang menunjukkan kreativitas, kemampuan, dan hasil, yang selanjutnya akan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, lingkungan yang lestari, dan kemandirian sosial.

Keberhasilan PHE ONWJ mendapat GCSA membuktikan komitmen Pertamina dalam mengelola bisnis hulu migas yang berkelanjutan, dengan mengimplementasikan praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan. “Program JAM PASIR yang diinisiasi PHE ONWJ di Karawang dinilai memberikan dampak positif signifikan dalam memberdayakan masyarakat dan rehabilitasi Kawasan pesisir,” kata Danya Dewanti, Asisten Manager Communication Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, usai menerima penghargaan dari Shien Quey Kao, Deputy Minister National Development Council Republic of China (Taiwan) seperti dikutip swa.co.id pada Kamis (28/11/2024).

“Apresiasi kepada seluruh pemenang atas dedikasi dan kontribusi yang diberikan demi terwujudnya emisi nol bersih (net zero emission) dan pembangunan berkesinambungan untuk bumi,” ungkap Eugene Chien, Ph.D, Ambassador-at-large Eugene Republic of China (Taiwan).

Panel juri GCSA menilai program JAM PASIR berhasil menggerakkan perekonomian masyarakat dan dapat menjadi model program untuk direplikasi dan diadaptasi di wilayah pesisir lainnya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

Awalnya, untuk menahan bencana abrasi, tim PHE ONWJ, nelayan dan warga setempat melakukan inovasi dengan membuat appostraps (alat pemecah, peredam ombak dan sedimen traps), yang dibuat dari ban bekas. “Inovasi ini mampu memulihkan lahan terdampak abrasi seluas 3,62 hektar, dan menambah garis pantai sepanjang 400 meter. Sebanyak 861 KK masyarakat pesisir terselamatkan dari abrasi,” kata Ery Ridwan, Head of Communication Relations & CID, PHE ONWJ.

Tidak itu saja, perekonomian warga setempat pun meningkat. Para perempuan, yang semula berprofesi sebagai pengupas rajungan, dilatih untuk mengolah potensi laut tersebut menjadi makanan olahan, seperti keripik. Pendapatan yang diperoleh Kelompok UMKM istri nelayan mencapai Rp52 juta/tahun.

Program JAM PASIR telah membuka jalan bagi transformasi lingkungan, kesejahteraan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang positif, serta memberikan harapan baru bagi keluarga nelayan di wilayah pesisir Karawang. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved