Kementerian Komunikasi dan Digital RI Dorong Kerja Sama Investasi dan Inovasi Digital dengan Amerika Serikat
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria mengatakan, kerja sama pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dalam sektor bisnis digital penting untuk transformasi digital di Indonesia.
“Dengan adopsi teknologi ini kita bisa memberikan nilai tambah terhadap proses bisnis yang ada, dan dengan demikian ada value creation, ada job creation juga,” jelas Nezar dalam keterangan resmi pada Selasa (26/11/2024).
Lebih detail, kerja sama pemerintah Indonesia dan AS tersebut diwujudkan melalui investasi sebesar US$67 miliar dari tahun 2014 hingga tahun 2023, menurut Kamar Dagang Amerika Serikat di Indonesia atau AmCham Indonesia. Laporan AmCham Indonesia yang menggaet EY Indonesia itu menyebutkan bahwa investasi negeri Paman Sam tersebut berhasil menciptakan dampak ekonomi senilai US$130 miliar sejak tahun 2014 dan 2023.
Dalam laporan tersebut yang berjudul US Investment: A Partner in Innovation for Indonesia, menyebutkan bahwa selama ini investasi AS di Indonesia didominasi oleh industri pertambangan dan mineral. Namun, investasi itu bergeser ke sektor digital dan program pengembangan talenta.
Realisasinya, merujuk data dari BKPM FDI dalam laporan tersebut menunjukkan, setidaknya ada 41,86% aksi merger dan akuisisi bidang perangkat lunak komputer yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan AS di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2023.
Sementara dari sisi ekonomi digital, masyarakat Indonesia mampu menaikkan produktivitasnya melalui aplikasi yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan teknologi asal AS. Misalnya untuk kebutuhan komunikasi seperti Zoom, Google, Microsoft, Skype, hingga kebutuhan gaya hidup seperti Netflix.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya teknologi dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dalam mendukung perekonomian Indonesia. Ini juga menyoroti peran yang dimainkan oleh perusahaan-perusahaan ini dalam membentuk lanskap digital Indonesia,” terang laporan tersebut. Ekosistem ini terbentuk berkat demografi muda Indonesia yang memperoleh akses internet, meski sempat mengalami pembatasan sosial di masa pandemi COVID-19 pada 2020 lalu.
Selain itu, investasi AI dari AS kepada Indonesia juga turut mempercepat pembukaan lapangan pekerjaan, khususnya bagi talenta yang siap dengan keterampilan kecerdasan buatan (AI). Sebelumnya, AS bermitra dengan Prakerja untuk merancang platform tersebut agar talenta Indonesia tetap relevan dengan perubahan lanskap digital.
“Melalui investasi dari Amerika Serikat, diversifikasi pekerjaan akan tercipta untuk menyerap tenaga kerja yang tersedia di Indonesia,” lanjut laporan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia mencanangkan untuk menggerakkan perekonomian negara hingga 8%. Nezar menekankan, Kementerian Komdigi akan berperan sebagai enabler, penggerak, serta regulator untuk memperkuat dan memperkaya ekosistem ekonoi digital.
“Transformasi digital dalam hal ini menjadi penting, karena akan memberikan kontribusi untuk bisa mencapai angka 8% itu,” tutup Nezar. (*)