Stockbit Sekuritas Memproyeksikan Peningkatan Produksi Emas BRMS di Kuartal IV
PT Stockbit Sekuritas Digital memproyeksikan kinerja operasional PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) di kuartal IV/2024 lebih tinggi dari periode sebelumnya."Ekspektasi kami tersebut didasarkan pada utilisasi pabrik gabungan yang akan tetap lebih tinggi dari ekspektasi dan kenaikan rata–rata harga penjualan (average selling price/ASP) imbas harga emas global yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya," ujar Hendriko Gani, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Digital pada risetnya yang dikutip di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Produksi emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal III/2024 melonjak sebesar 176% atau menjadi 1.411 kilogram dari 511 kilogram pada kuartal yang sama di 2023. Pada periode ini, harga penjualan emas perseroan naik menjadi US$2.347 per ons, naik 23% dari US$1.914/ons.
Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini membukukan pendapatan senilai US$108,47 juta, tumbuh sebesar 231% dari US$32,746 juta. Sedangkan laba bersih BRMS melonjak sebesar 54% atau menjadi US$16,43 juta dari US$10,64 juta. Direktur Utama BRMS, Agus Projosasmito, menjelaskan kenaikan kinerja keuangan perusahaan, termasuk laba dan pendapatan, disebabkan oleh tren emas yang terus meningkat.
“Pertama, produksi emas kami terus meningkat karena kandungan emas yang diproses lebih tinggi di tahun 2024. Kedua, kenaikan harga jual emas di tahun 2024 juga berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan,” jelas Agus pada keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Rencananya, manajemen BRMS berencana untuk membuka konstruksi penambangan bawah tanah di Palu, Sulawesi Tengah. “Kami sedang dalam proses mendapatkan fasilitas pinjaman untuk mendanai konstruksi penambangan bawah tanah di Palu,” ujar Direktur Keuangan BRMS, Charles Gobel.
Charles menyampaikan BRMS berharap untuk dapat memproses bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi dari tambang bawah tanah di Palu di akhir tahun 2027. Direktur dan Investor Relations BRMS, Herwin Hidayat menjelaskan, perusahaan akan mengeluarkan data cadangan mineral dengan standar Joint Ore Reserves Committee (JORC) pada Desember 2024 ini. Laporan tersebut memuat cadangan mineral dengan kandungan emas yang lebih tinggi dari prospek tambang bawah tanah di lokasi tambang River Reef, di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
Pada kesempatan terpisah, Investment Analyst PT Stockbit Sekuritas Digital, Hendriko Gani, mengatakan kinerja BRMS diperkirakan akan lebih baik lagi. Hal itu didasarkan pada utilisasi pabrik gabungan yang bakal lebih tinggi dan kenaikan rata-rata harga penjualan harga emas global yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Adapun terkait rencana BRMS untuk kawasan penambangan bawah tanah di Poboya, Palu, Hendriko memperkirakan dua pabrik pengolahan emas di daerah tersebut akan beroperasi pada tingkat utilitas sebesar 73,5% "Estimasi kami tersebut lebih rendah dari tingkat utilisasi aktual BRMS selama periode 9 bulan di tahun 2024 yang mencapai 90,5%, berdasarkan perhitungan kami," tutur Hendriko. (*)