Raihan Dana IPO Adaro Andalan Indonesia (AADI) Mencapai Rp4,32 Triliun, Bakal Gunakan untuk Pengembangan Bisnis dan Investasi

Raihan Dana IPO Adaro Andalan Indonesia (AADI) Mencapai Rp4,32 Triliun, Bakal Gunakan untuk Pengembangan Bisnis dan Investasi
Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), Julius Aslan saat sesi doorstop dengan awak media di Gedung BEI, Jakarta pada Kamis (5/12/2024). Foto Nadia K. Putri/SWA

Setelah resmi meluncur di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) berhasil meraih dana initial public offering (IPO) sebesar Rp4,32 triliun. Menurut Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk, Julius Aslan, dana itu akan digunakan untuk pengembangan bisnis, investasi, pembayaran pinjaman, dan tujuan korporasi lainnya.

“Sebagian akan dipakai untuk usaha di salah satu unit ke Asia Tenggara. Kemudian sebagian untuk investasi, pembelian belanja modal, pembelian alat-alat dan sebagainya,” ujar Julius kepada rekan media di Gedung BEI, Jakarta pada Kamis (5/12/2024).

Saat ini, anak-anak perusahaan AADI memasarkan produk batu bara termal ke sektor pembangkit listrik, pengolahan logam, dan semen di pasar Indonesia, China, India, dan Asia Tenggara.

Merangkum rincian dari laman e-ipo.co.id, 37,23% raihan dana IPO itu akan digunakan untuk pemberian pinjaman kepada PT Maritim Barito Perkasa (PT MBP) untuk kegiatan investasi dan kegiatan sejenis yang mendukung operasional. PT MBP merupakan anak perusahaan terkendali AADI. Adapun pemberian pinjaman itu sebesar US$100 juta yang dikenakan bunga sebesar term SOFR ditambah 1,20% per tahun hingga 31 Desember 2029.

Selain itu, 14,89% raihan dana akan digunakan AADI untuk melakukan pembayaran kembali atas sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia. Nilai fasilitas pinjaman tersebut sebesar US$550 juta, dengan bunga sebesar term SOFR ditambah 1,40% per tahun hingga 3 Mei 2029.

Kemudian, sisanya akan digunakan untuk pembayaran kembali sebagian pokok pinjaman kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Adapun nilai pinjaman dari ADRO sebesar US$1,45 miliar dengan jangka waktu hingga 31 Desember 2028.

Didirikan sejak tahun 2004, AADI merupakan perusahaan induk atas anak-anak perusahaannya yang bergerak di bisnis pertambangan batu bara termal, logistik, pengelolaan aset lahan (Adaro Land), pengelolaan air (Adaro Water), jasa konsultasi pertambangan, pengembangan teknologi informasi, hingga investasi (Adaro Capital).

Adapun aset pertambangan batu bara termal AADI yaitu PT Adaro Indonesia (AI), PT Laskar Semesta Alam (LSA), PT Semesta Centramas (SCM), PT Paramitha Cipta Sarana (PCS), PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Pari Coal (PC), dan PT Ratah Coal (RC). Lima di antaranya yaitu AI, LSA, SCM, PCS terletak di Kalimantan Selatan, MIP di Sumatera Selatan dan sudah beroperasi, serta PC dan RC terletak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah tetapi belum beroperasi.

Berdasarkan Laporan Cadangan dan Sumber Daya JORC periode 30 Juni 2024 yang disusun PT Quantus Consultants Indonesia, izin tambang AI, LSA, PCS, SCM, dan MIP memiliki estimasi cadangan batu bara sebesar 917,4 juta ton. Di periode yang sama, AADI memproduksi batu bara termal sebesar 32,74 juta ton. (*)

# Tag