Astra International Sukses Kembangkan 1.397 Desa Binaan
PT Astra International Tbk berupaya mendorong produktivitas masyarakat melalui Desa Sejahtera Astra (DSA). Head of Corporate Communications Astra International, Boy Kelana Soebroto, mengungkapkan saat ini sudah ada 1.397 desa binaan Astra melalui program tersebut.
"Astra per hari ini telah membina 1.397 Desa Sejahtera Astra di seluruh Indonesia. Hari ini kita bersama-sama ada di desa sejahtera Astra Yayasan Mitra Organik Boja Farm," ujar Boy saat Workshop Lingkungan Astra di DSA Boja Farm, Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024).
Dia memastikan semua desa binaan itu akan dievaluasi setiap tahunnya lewat Divisi Environment and Social Responsibility Astra. Ia berharap apa yang dilakukan Astra tersebut bisa membuat desa binaan semakin maju. "Tentunya harapannya kita akan terus mendorong kampung dan desa ini untuk bisa semakin maju, semakin bisa ekspor, semakin bisa berperan, semakin bisa mandiri," ungkap Boy.
Desa Sejahtera Astra (DSA) merupakan kontribusi sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)Astra International bersama anak perusahaan dan yayasan sejak 2018. Penerapan program DSA dibagi ke dalam 4 klaster, yakni klaster kopi, klaster pertanian-peternakan dan olahan pangan, klaster perikanan dan kelautan, dan klaster wisata kriya budaya.
Key Performance Indicator (KPI) dari DSA meliputi 4 hal, di antaranya jumlah masyarakat terserap program, peningkatan pendapatan, produk terserap pasar, dan penyerapan tenaga kerja baru. Sedangkan, untuk fokus pengembangan yang dilakukan dalam program DSA ialah pelatihan dan pendampingan, penguatan kelembagaan di desa tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Tokoh Penggerak Desa Sejahtera dan pemilik Boja Farm, John Tumiwa, mengapresiasi apa yang telah dijalankan Astra lewat DSA selama ini. Menurutnya, upaya Astra membina para petani berdampak positif terhadap masyarakat di DSA Boja Farm.
Dia mengungkapkan para petani di Boja Farm saat ini telah menghasilkan produk yang bisa diolah terlebih dahulu alias hilirisasi, lalu mengekspornya. "Di mana para petani kami ini menjadi mitra Boja Farm sehingga mereka juga dapat menghasilkan produk-produk yang bisa kita olah dan kita ekspor ke luar negeri," ujar John.
John mengatakan kini di Boja Farm telah membina para petani untuk menjadi petani yang bersertifikat organik dengan standardisasi dari Amerika, Eropa, dan Jepang. "Sehingga mereka mendapatkan harga yang cukup premium dan atas binaan DSA Astra kami sangat terbantu dan buat kami tahun-tahun ke depan mudah-mudahan ini bisa lebih banyak lagi berkontribusi kepada desa-desa yang ada di sekitar sini," ungkap John.
John menuturkan pertanian di DSA Boja Farm di setiap kebunnya telah memproduksi pupuk secara mandiri. Apalagi, kata John, pupuk merupakan alat bantu perkebunan yang utama.
"Kalau berbicara pupuk organik, setiap kebun itu harus bisa memproses pupuk. Karena apa? Pupuk itu kita tahu adalah salah satu alat bantu perkebunan yang paling utama. Kalau harganya saja mahal itu nanti kita mendapatkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang cukup tinggi. Saya rasa setiap petani di Indonesia harus bisa membuat pupuk itu sendiri gitu. Sehingga harga nantinya HPP-nya bisa lebih murah," ujar John. (*)