Merdeka Battery Materials (MBMA) Berencana Private Placement dan Pacu Ekspansi
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyetujui rencana penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement yang ditetapkan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, pada Jumat (6/12/2024) . Dana segar yang diperoleh dari penambahan modal ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan membiayai ekspansi bisnis.
RUPSLB menyetujui perubahan susunan anggota direksi perseroan. Perubahan ini diharapkan dapat semakin memperkuat kinerja manajemen Perseroan dalam mencapai target bisnis. Susunan Anggota Direksi berdasarkan hasil RUPSLB adalah Presiden Direktur Teddy Nuryanto Oetomo, Wakil Presiden Direktur Jason Laurence Greive, Direktur Titien Supeno, Direktur Anthony Kartono Tan.
Keputusan lain dari RUPSLB tersebut adalah menyetujui perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham. Dana hasil initial public offering (IPO) yang dilakukan pada April 2023 tersebut akan dialokasikan untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) yang membutuhkan pembiayaan segera.
“Keputusan-keputusan yang diambil dalam RUPSLB ini merupakan langkah strategis Perseroan untuk memperkuat posisi kami dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik,” ujar Deny Greviartana Wijaya, Corporate Secretary Merdeka Battery Materials yang dilansir Senin (9/12/2024).
Perseroan saat ini berada dalam fase ekspansi untuk mendorong pertumbuhan kinerja. Menurut laporan keuangan kuartalan dan tahun berjalan yang belum diaudit, Perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 58% menjadi US$1,378 miliar hingga akhir kuartal III/2024.
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya, Perseroan juga telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 12,5% saham PT Meiming New Energy Material (PT Meiming). PT Meiming saat ini tengah melaksanakan commissioning pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach) berkapasitas 25.000 ton per tahun yang berlokasi di Kawasan Industri milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Proses commissioning pabrik HPAL PT Meiming saat ini masih memanfaatkan fasilitas FPP (Feed Preparation Plant) yang ada di IMIP. Nantinya, pabrik HPAL akan beralih memanfaatkan fasilitas FPP di tambang nikel milik anak usaha Perseroan, PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM), setelah selesai dibangun pada pertengahan 2025.
Proyek-proyek strategis lain juga memperlihatkan kemajuan yang positif. Pada kuartal III/2024, proses commissioning pabrik asam sulfat (acid, iron, metals atau AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).
Commissioning Train 1 telah menghasilkan 77.555 ton asam sulfat, sementara Train 2 telah berhasil menjalani commissioning pada bulan September 2024 dan menghasilkan 4.478 ton asam sulfat. Selain itu, pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir. Beberapa bagian dan peralatan produksi telah mulai memasuki fase commissioning selama kuartal ini.
Selain itu, hingga akhir kuartal ketiga, pembangunan pabrik HPAL PT ESG New Energy Material (PT ESG) telah rampung 85%. Commissioning untuk Train A dengan kapasitas 20.000 ton per tahun ditargetkan dapat dimulai pada akhir 2024, sementara Train B yang akan menambah kapasitas sebesar 10.000 ton per tahun diperkirakan akan menyusul pada paruh pertama 2025. “Seluruh langkah strategis, termasuk ekspansi proyek-proyek perseroan, dilakukan guna mencapai pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” tutur Deny. (*)