Combiphar Berdayakan Kelompok Wanita Tani di Jawa Tengah
PT Combiphar dalam acara simbolisasi Panen Raya yang dilakukan pada 4–5 Desember 2024 di Ngadirojo, Wonogiri dan Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. (Foto: Combiphar)
PT Combiphar, salah satu perusahaan healthcare terkemuka di Indonesia, menggagas kolaborasi strategis dengan lima desa binaan di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, Jawa Tengah. Melalui inisiatif ini, Combiphar menyerap hasil panen jahe dan lengkuas dari para petani lokal sebagai bahan baku utama untuk memproduksi jamu Air Mancur, salah satu entitas unggulan di bawah Combiphar Group. Langkah ini tidak hanya mendukung bisnis, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat.
Komitmen Combiphar terhadap pemberdayaan masyarakat dituangkan melalui program Combi Hope Women Empowerment. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan perempuan, khususnya anggota Kelompok Wanita Tani dan PKK, di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Menurut Ance Yoslyn, Internal Communication & CSR Manager PT Combiphar, program ini selaras dengan visi perusahaan, Championing a Healthy Tomorrow, yang berfokus pada pengembangan produk herbal berkualitas untuk mendukung kesehatan preventif.
Sejak peluncurannya pada Juni 2021, program ini telah melibatkan sekitar 230 perempuan dari 12 Kelompok Wanita Tani di dua desa binaan di Wonogiri dan tiga desa binaan di Karanganyar. Peserta mendapatkan pelatihan komprehensif mulai dari pembudidayaan tanaman obat keluarga (TOGA) hingga pembuatan simplisia, kewirausahaan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta pengembangan motivasi diri.
Dengan pendekatan dari hulu ke hilir, Combiphar tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga memastikan hasil panen diserap sebagai bahan baku jamu Air Mancur. Program yang didukung Tim Penggerak PKK, Dinas Pertanian, UPF Yankestras Tawangmangu, dan PERSADA ini menjadi bukti nyata bagaimana bisnis dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
“Pembuatan simplisia tidak mudah dilakukan, karenanya Combiphar membantu desa binaannya dengan menyerahkan rumah pengering pada November 2022 dan mesin perajang pada Mei 2024 ke 5 desa binaannya,” kata Ance dalam siaran pers yang diterima swa.co.id, Senin (9/12).
Baroto Eko Pujanto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, menyampaikan dukungan penuh terhadap program pemberdayaan perempuan yang diinisiasi oleh Combiphar. Ia menegaskan, pihaknya bersama ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) berupaya keras untuk mencapai hasil terbaik, terlebih dengan target produksi yang terus meningkat setiap tahunnya sesuai arahan Combiphar.
Sepanjang 2024, serangkaian penyuluhan telah dilaksanakan untuk mendukung keberhasilan program ini. Penyuluhan tersebut tidak hanya fokus pada teknik budidaya dan pengelolaan lahan, tetapi juga memperluas wawasan peserta dalam hal jaringan pemasaran, pembuatan pupuk, serta peningkatan produktivitas dan kewirausahaan herbal. Upaya ini bertujuan agar ibu-ibu KWT semakin percaya diri dan mampu menghadapi tantangan dalam mengelola bisnis herbal secara berkelanjutan.
Tahun ini, Combiphar menetapkan target ambisius, yakni memproduksi 1.000 kg simplisia jahe dan 2.400 kg simplisia lengkuas dari lahan seluas 20.732 m². Dengan dukungan teknis dari UPF Yankestrad, diharapkan hasil panen tidak hanya memenuhi kuantitas, tetapi juga kualitas sesuai spesifikasi ketat yang ditetapkan. Program ini menjadi simbol nyata kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. (*)