Merger XL Axiata dan Smartfren: Apa Saja Dampak yang Dihasilkannya?

PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telecom (SmartTel) resmi melakukan merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun pada 11 Desember 2024 lalu. Sejumlah analis memprediksi, penggabungan dua raksasa perusahaan telekomunikasi itu akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan jumlah pelanggan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan, merger kedua perusahaan telko tersebut bertujuan untuk menjalankan strategi bisnis yang efektif, sehingga dapat memperkuat kapasitas dan kapabilitas perusahaan.

“Diharapkan ini bisa meningkatkan competitiveness dalam menghadapi peta persaingan industri di bidang telekomunikasi tanah air,” ujar Nafan kepada swa.co.id pada Rabu (11/12/2024). Lanjutnya, adanya merger tersebut akan memberikan katalis positif untuk memperkuat kinerja fundamental XL Axiata.

Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis mengatakan merger ini diharapkan akan memberikan keuntungan bagi para investor, mulai dari peningkatan pangsa pasar dan pelanggan melalui XLSmart. XLSmart adalah perusahaan hasil penggabungan XL Axiata dan Smartfren. Menurutnya, XLSmart akan memiliki 94,5 juta pelanggan dan 24%+ pangsa pasar pendapatan seluler sejak hari pertama penggabungan.

“XL telah menekankan potensi kenaikan ARPU pasca merger,” ujar Niko dalam risetnya kepada swa.co.id pada Kamis (12/12/2024).

Selain itu, investor akan memperoleh cipratan keuntungan dari sinergi OPEX dan CAPEX. Merger ini diperkirakan bakal menghasilkan nilai sinergi sebesar US$300 – 400 juta sebelum pajak setelah integrasi selesai yang akan memakan waktu 2 – 5 tahun. Menurut Niko, sinergi tersebut berasal dari optimalisasi jaringan dan infrastruktur, pengurangan biaya operasional melalui penonaktifan site, serta peningkatan pemanfaatan spektrum. Harapannya, XLSmart akan tumbuh lebih dalam di luar Jawa seperti Indosat Ooredoo-Hutchison atau IOH (ISAT).

Dari sisi infrastruktur, XLSmart akan meningkatkan kapasitas spektrumnya hingga 152 MHz, dengan variasi spektrum mulai dari pita frekuensi rendah, menengah, dan tinggi, dan diklaim akan melampaui IOH.

Kemudian, XLSmart akan mengoptimalisasi lokasi menara agar tidak tumpang tindih. Adapun sekitar 20%-30% dari lokasi menari akan dinonaktifkan setelah integrasi selesai. Saat ini, XL Axiata dan Smartfren mengoperasikan 67.000 lokasi. Sehingga, akan menghasilkan penghematan biaya dan peningkatan efisiensi sumber daya.

XLSmart nantinya akan fokus pada bisnis seluler, namun merger ini tidak akan berdampak pada strategi layanan fixed mobile convergence (FMC) XL Axiata. Selain itu, XL Axiata diperkirakan akan fokus kepada strategi merek yang berbeda, yang tidak tumpang tindih antara pelanggan XL Axiata dan Smartfren.

Sebelumnya, proses merger tersebut melibatkan CIMB dan J.P Morgan selaku penasihat keuangan untuk entitas tertentu di bawah Sinar Mas. Sementara, Deutsche Bank dan Maybank bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Axiata, grup perusahaan yang menaungi XL Axiata, dan Citibank berperan sebagai penasihat keuangan untuk XL Axiata.

Tiga bulan setelah adanya proses merger tersebut, kedua belah pihak akan menjalani proses persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital. Kemudian pada dua bulan berikutnya, proses merger ini akan direstui oleh para pemegang saham. (*)

# Tag