Indonesia Re Sebut Reasuransi Berfungsi Vital dalam Mendukung Stabilitas Ekonomi
Reasuransi memiliki fungsi vital dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional sektor keuangan, terutama dalam menghadapi risiko-risiko besar yang dapat mengganggu neraca keuangan negara. Lebih dari itu, reasuransi tak hanya memberikan proteksi untuk jiwa dan aset masyarakat, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam menjaga defisit neraca keuangan negara di sektor asuransi melalui skema reasuransi yang terukur dan profesional.
“Mekanisme kerja reasuransi, seperti konsep treaty, facultative, hingga peluang dan tantangan masa depan industri ini di Indonesia perlu diperkenalkan. Melalui literasi yang baik, masyarakat dapat memahami dampak reasuransi terhadap perlindungan risiko individu maupun stabilitas ekonomi nasional," jelas Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, Sumber Daya Manusia dan Corporate Secretary PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid dalam siaran pers, dikutip Jum’at, 13 Desember 2024.
“Reasuransi memiliki fungsi vital dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional sektor keuangan, terutama dalam menghadapi risiko-risiko besar yang dapat mengganggu neraca keuangan negara,” ujar Direktur Teknik dan Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menambahkan.
Delil menjelaskan bahwa perusahaan reasuransi di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan perusahaan reasuransi di beberapa negara lain. Jumlah reasuransi di Indonesia yang mencapai 9 perusahaan itu bisa dikatakan yang paling banyak dunia ini. Reasuransi lokal di Indonesia banyak, tapi masih imut atau kecil semua. Ekuitas perusahaan reasuransi total sebesar Rp8 triliun dan Indonesia Re ekuitasnya sebesar Rp2,6 triliun. Jadi, dari sembilan perusahaan itu ada yang ekuitasnya masih di bawah Rp1 triliun, di bawah persyaratan POJK 23 tahun 2023.
Sementara, di negara-negara lain hanya memiliki satu perusahaan reasuransi lokal dan maksimal dua perusahaan. Delil mencontohkan Malaysia cuma memiliki dua reasuransi, Thailand punya satu perusahaan reasuransi, Vietnam dua reasuransi, Filipina satu perusahaan. “Dan, India yang besar market-nya 6 kali market di Indonesia, hanya punya satu reasuransi. Ini yang membuat struktur market IndonesiaRe berbeda, seolah-olah ada lapisan baru antara perusahaan reasuransi lokal dan reasuransi global,” ujar Delil.
Indonesia Re juga menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko untuk menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Sebagai bagian dari industri asuransi dan reasuransi, Indonesia Re memiliki tanggung jawab untuk memilih dan mengelola risiko yang dihadapi oleh masyarakat. Budaya sadar risiko terlihat mudah diucapkan, tetapi proses internalisasi hingga implementasinya membutuhkan waktu panjang dan kerja keras.
Pendekatan terhadap manajemen risiko tidak hanya bersifat kuantitatif, melainkan juga kualitatif. Proses tersebut melibatkan upaya internalisasi budaya sadar risiko, mulai dari mengenali risiko hingga memitigasinya.
Kinerja keuangan Indonesia Re pada Semester I/2024 tercermin dari kemampuan membalikkan rugi menjadi laba mencapai Rp99,8 miliar per 30 Juni 2024. Sebelumnya BUMN reasuransi ini membukukan kerugian hingga Rp6,25 miliar per Juni 2023. Kenaikan laba tersebut turut didorong oleh pendapatan premi perusahaan yang mencapai Rp2,83 triliun.
Sementara itu, perolehan premi Indonesia Re naik 11,95% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp2,53 triliun. Sementara itu hasil underwriting menurun 62,55% yoy menjadi Rp33,2 miliar dari sebelumnya Rp88,77 miliar. Kemudian, hasil investasinya meningkat signifkan menjadi Rp229 miliar, atau melonjak 163,7% yoy dari sebelumnya Rp87,04 miliar. (*)