Sentimen Suku Bunga Positif, IPOT Rekomendasikan Saham MAPA, TBIG, ISAT Pekan Ini

Pada pekan ini para pelaku pasar modal akan fokus pada sentimen positif suku bunga dari domestik dan global setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.324 atau melemah -0,8% dalam sepekan terakhir pada akhir perdagangan, Jumat, 13 Desember 2024. Sentimen pergerakan IHSG pekan lalu yakni aliran dana asing keluar (outflow) yang mencapai Rp1,9 Triliun di pasar reguler. Data ini mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing.

"Kondisi ini juga menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global terutama keputusan suku bunga the Fed dan Bank of Japan di pekan ini," jelas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, Senin (16/12/2024).

Ia menilai ada 2 sentimen global yang memengaruhi market pada pekan lalu yakni Inflation Rate US dan Producer Price Index. Tingkat inflasi di Amerika Serikat untuk November menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 0,1%, sehingga mencapai angka 2,7% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan dengan serius. Angka inflasi ini akan menjadi acuan bagi the Fed dalam menentukan kebijakan moneter yang tepat ke depannya.

David juga melihat 2 sentimen domestik yang memengaruhi market yakni tingkat keyakinan konsumen di Indonesia dan nilai tukar USD. Tingkat keyakinan konsumen di Indonesia pada November 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan angka yang naik ke level 125,9 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 121,1. Kenaikan ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun prospek ekonomi di masa mendatang.

Mencermati potensi market pada 16-20 Desember 2024, David mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang bakal mempengaruhi pasar selama satu pekan ke depan, yakni data ekspor-impor Indonesia, suku bunga domestik dan global. Pada 16 Desember 2024 dari domestik akan dirilis data ekspor-impo Indonesia.

Selanjutnya pada 18 Desember 2024, Bank Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6% selama rapat November 2024, sesuai dengan ekspektasi banyak pihak. Keputusan ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas Rupiah dalam menanggapi meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, khususnya perkembangan di Amerika Serikat.

"Keputusan ini juga berupaya memastikan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1% untuk tahun 2024 dan 2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diketahui, Rupiah telah terdepresiasi sebesar 0,84% secara bulanan, terutama didorong oleh penguatan Dolar AS secara luas dan pergeseran preferensi investor global terhadap aset AS menyusul hasil pemilu AS. Sementara itu, tingkat inflasi tahunan Indonesia menurun menjadi 1,71% pada Oktober 2024 dari 1,84% pada bulan sebelumnya. Angka ini terendah sejak Oktober 2021 dan tetap berada dalam kisaran sasaran bank sentral."

Berkaca pada sejumlah sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham ini:

1. Buy MAPA (Current Price: 1.040, Entry: 1.040, Target Price: 1.140, Stop Loss: 985, Risk to Reward Ratio: 1:1,8).

PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang bergerak di sektor retail akan menjadi salah satu emiten favorit akhir tahun, sentimen ini juga didukung dengan data makro ekonomi yaitu IKK yang naik di level 125,9. Saat ini MAPA bergerak di atas rata-rata indikator MA5 & MA20 dan selama MAPA mampu bergerak di atas MA50 maka ada potensi untuk MAPA uji area resist penting di level 1.170.

2. Buy TBIG (Current Price: 2.985, Entry: 2.030, Target Price: 2.170, Stop Loss: 1.970, Risk to Reward Ratio: 1:2,3).

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki probability kenaikan 60% di bulan Desember dalam 5 tahun terakhir dan dalam jangka pendek ada potensi untuk TBIG breakout dan keluar dari area sideways-nya. Menariknya, indikator MACD mulai terlihat bullish dan histogram bergerak positif. TBIG yang selama ini sering kali menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pinjaman, di era suku bunga yang lebih murah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman yang bonafit dengan melihat ruang dan kesempatan sektor tower dan telekomunikasi yang masih luas.

3. Buy ISAT (Current Price: 2.630, Entry: 2.630, Target Price: 2.820, Stop Loss: 2.520, Risk to Reward Ratio: 1:1,7).

PT Indosat Tbk (ISAT) saat ini bergerak di atas rata-rata harian MA5 & MA20, terlihat juga ISAT mulai keluar dari area downtrend channel-nya dan indikator MACD bergerak di area bullish serta kenaikan kemarin didukung dengan high volume breakout.

4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF IDX30 (XIIT).

Stabilitas ekonomi Indonesia ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang solid terlihat dari indeks IKK ke level 125 dan didukung peningkatan belanja pemerintah untuk infrastruktur dan membaiknya aliran investasi di akhir tahun ini.

IPOT merekomendasikan Reksa Dana Saham Power Fund Series XIIT yang berisikan IDX30 dengan komposisi emiten-emiten seperti ACES BBCA BBRI ADRO yang saat ini memiliki attractive value, bahkan ditambah dengan valuasi IHSG yang sangat atraktif dengan forward P/E: 12x, -1 standar deviasi di bawah average P/E 5Y: 17x menciptakan tailwind bagi pasar saham Indonesia di masa mendatang. (*)

# Tag