Pelaku Industri Baja Memperkuat Daya Saing dan Keberlanjutan
Untuk meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), The Indonesian Iron Steel Industry Association (IISIA) akan menggelar Iron-Steel Summit & Exhibition (ISSEI) pada 21-23 Mei 2025 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC).
Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza dalam menuturkan industri baja adalah sektor strategis yang memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi, infrastruktur, hingga pengembangan teknologi. Pemerintah optimis, dengan peningkatan investasi dan ekspansi industri, tren positif ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Faisol menambahkan berdasarkan data World Steel Association, Indonesia menempati posisi ke 5 dalam produksi crude steel dunia pada tahun 2023 dengan produksi sebesar 16,85 juta ton, naik sebesar 87% dibandingkan tahun 2019. Saat ini, kapasitas produksi crude steel nasional berada di angka 21 juta ton dan ditargetkan meningkat menjadi 27 juta ton pada tahun 2029.
Diakui Faisol untuk mendukung pertumbuhan ini, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan strategis antara lain, pengendalian impor melalui penerapan trade remedies, pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib pada berbagai produk baja,
peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan fasilitas fiskal seperti tax allowance, tax holiday, dan masterlist bahan baku. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan utilitas produsen baja nasional dan memastikan produk dalam negeri mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Faisol berharap Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 dapat menjadi platform strategis untuk berbagi pengetahuan dan memperkenalkan teknologi terbaru,
mendorong terciptanya kemitraan kuat antara industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat dan mengidentifikasi peluang baru untuk mempercepat pertumbuhan industri baja nasional.
Chairman The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), Muhamad Akbar, menambahkan kolaborasi antara ISSEI 2025 dan SEAISI (Southeast Asia Iron and Steel Institute) Conference & Exhibition 2025, diharapkan dapat menjadi forum diskusi yang konstruktif dan ruang kolaborasi untuk meningkatkan koneksi strategis di industri baja sehingga dapat turut meramaikan serta memberikan value tambahan untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Ketua Pelaksana ISSEI 2025 Noor Fuad, menuturkan forum ini ditujukan sebagai ajang pertemuan antara produsen industri baja dalam negeri dengan pemangku kepentingan dan meningkatkan utilisasi kapasitas industri baja nasional.
“Kami menargetkan minimal 200 perusahaan berpartisipasi dalam acara ini dan 10.000 orang pengunjung untuk menghadiri acara ini. Sedangkan untuk potensial transaksi ditargetkan sekitar Rp300 miliar atau meningkat 100% dibanding tahun sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, Secretary General of South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI), Yeoh Wee Jin mengatakan, melalui partisipasi pejabat pemerintah, pembicara ahli berpotensi mendukung berbagai menuju low carbon future bagi industri baja di Asia. Acara ini akan menjadikan platform unik untuk membahas isu-isu, mengeksplorasi teknologi inovatif, dan mendiskusikan solusi untuk masa depan.(*)