Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 21,63 Juta, Naik Hampir 100% dalam Empat Tahun

Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Ist)

Pasar kripto di Indonesia kembali mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor kripto hingga Oktober 2024 mencapai 21,63 juta, mengalami peningkatan sebesar 360 ribu dibandingkan bulan sebelumnya.

Lonjakan ini hampir dua kali lipat dibandingkan akhir periode bull-run kripto pada 2021, di mana jumlah investor hanya mencapai 11,2 juta orang. Dalam kurun waktu empat tahun, kenaikan ini mencapai 93%, sebuah pencapaian yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap aset digital sebagai instrumen investasi.

Pertumbuhan jumlah investor juga sejalan dengan meningkatnya aktivitas transaksi. Sepanjang Januari hingga Oktober 2024, nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp 475,13 triliun, melonjak hingga 352,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Fakta ini semakin mempertegas posisi kripto sebagai salah satu pilihan investasi utama bagi masyarakat Indonesia.

Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), menyampaikan lonjakan jumlah investor kripto di Indonesia tidak terlepas dari dukungan regulasi yang semakin kuat dari pemerintah.

“Pemerintah terus mendukung pertumbuhan aset kripto melalui langkah-langkah perlindungan investor yang komprehensif, seperti penerapan Know Your Customer (KYC) untuk mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme. Selain itu, keberadaan Self-Regulatory Organizations (SRO), yang mencakup Bursa, Depository, dan Lembaga Kliring, juga memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para pelaku pasar,” jelas Robby.

Regulasi dan Momentum Bull-Run Jadi Pendorong Utama

Selain dukungan regulasi, momentum bull-run pasar kripto di penghujung 2024 juga menjadi daya tarik bagi investor, khususnya pemula. Harga Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, mencatatkan rekor tertinggi baru pada 17 Desember 2024 dengan nilai $107,8 ribu. Lonjakan ini memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat, termasuk mereka yang baru pertama kali mencoba berinvestasi.

Namun, Robby menegaskan bahwa edukasi dan literasi tetap menjadi prioritas utama di tengah antusiasme yang tinggi. “Kenaikan jumlah investor harus diiringi dengan pemahaman yang baik agar masyarakat dapat berinvestasi secara bijak dan terhindar dari risiko yang tidak perlu. Kami di Reku terus mendukung program literasi dengan berbagai inisiatif, termasuk roadshow bersama Tether di 10 kota di Indonesia untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat,” tambahnya.

Optimisme di Tengah Dinamika Kebijakan Global

Lonjakan jumlah investor kripto di Indonesia juga dipengaruhi oleh sentimen global. Dengan adanya pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 19 Desember 2024, para pelaku pasar memantau dengan cermat potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed. Langkah ini diperkirakan dapat memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang baru di pasar aset digital.

“Sentimen positif dari potensi kebijakan The Fed telah mendorong harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru dalam dua hari berturut-turut. Meski saat ini berada di level $106,3 ribu, peluang untuk mencapai harga tertinggi baru tetap terbuka jika kebijakan suku bunga benar-benar direalisasikan,” ujar Fahmi Almuttaqin, analis di Reku.

Selain itu, optimisme terhadap pasar juga terlihat di sektor saham AS. Indeks Nasdaq Composite, yang didorong oleh sektor teknologi, kembali mencetak rekor tertinggi pada 16 Desember 2024. Perkembangan ini menunjukkan bahwa aset digital seperti Bitcoin semakin dianggap sebagai alternatif investasi yang menjanjikan oleh para pelaku pasar global.

Pesan Penting Bagi Investor

Di tengah optimisme yang ada, para investor diimbau untuk tetap bijak dalam mengambil keputusan. Iklim pasar yang dinamis menuntut riset dan analisis yang baik untuk memitigasi risiko. Robby menekankan pentingnya diversifikasi sebagai salah satu strategi utama dalam menghadapi volatilitas pasar.

“Bagi investor yang mengutamakan fundamental, fitur seperti Packs di Reku memungkinkan mereka untuk berinvestasi pada berbagai aset kripto blue chip dalam satu langkah sederhana, memudahkan diversifikasi. Selain itu, fitur Insights kami memberikan analisis yang terkurasi untuk membantu investor mengambil keputusan yang lebih percaya diri,” jelasnya.

Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, momentum pasar kripto di Indonesia menjadi bukti nyata bagaimana teknologi dan regulasi dapat bersinergi untuk menciptakan peluang investasi yang inklusif. Sebagai platform yang berkomitmen terhadap misi #BijakBerinvestasi, Reku bertekad untuk terus mendukung perjalanan para investor menuju investasi yang lebih aman, cerdas, dan berkelanjutan.(*)

# Tag