INPP Siapkan Capex Rp1 Triliun dan Incar Pertumbuhan Bisnis 20% di 2025

Chief Corporate Services Officer INPP, Diana Solaiman. (Foto: Eva/SWA)

Tahun 2025 siap dihadapi oleh PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP) dengan optimistis. Perusahan properti ini mengincar pertumbuhan hingga 20% tahun depan. Hal ini tidak lepas dari hasil perolehan ciamik yang diraih INPP selama kuartal III/ 2024 dengan raihan total pendapatan Rp878,1 miliar, naik 6% dari periode yang sama sebelumnya. Sementara laba bersih melonjak 121%, menjadi Rp342,6 miliar.

“Salah satu kontributor terbesar pertumbuhan kinerja ini adalah pendapatan berulang (recurring income) yang berada di tingkat 90%. Selama tahun 2023 sampai akhir 2024, INPP closing sesuai yang diharapkan, bahkan melebihi target di awal," ucap Chief Corporate Services Officer INPP, Diana Solaiman di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Untuk pembiayaan proyek tahun depan, INPP juga telah menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp1 triliun. Selain itu, perseroan akan merilis obligasi sebanyak dua seri senilai total Rp500 miliar. Obligasi seri A dengan kisaran kupon 6,75 -7,25% dengan tenor obligasi 3 tahun, dan seri B dengan kisaran kupon sebesar 6,95% - 7,50% dengan tenor 5 tahun. Saat ini, penawaran obligasi tersebut sudah dalam tahap bookbuilding dan diharapkan di kuartal I/2025 sudah tuntas.

“Dana obligasi akan kami gunakan untuk penyelesaian beberapa proyek, antara lain Apartemen Antasari Place yang kini sudah memasuki tahap akhir dan proses handover kunci. Kemudian, pendanaan proyek Mall Pascal Extention Bandung, 23 Mall Semarang dan proyek komersial di Balikpapan,” Diana menambahkan.

Untuk serapan capex tahun 2024, kata Dian sudah dimanfaatkan sekitar 90% dari total dana Rp980 miliar. Menurutnya, sampai akhir tahun 2024 yang tinggal 10 hari lagi pasti sisa capex tersebut akan terserap semuanya.

Dalam rangka mendukung proyek-proyek besar, INPP telah merancang strategi pendanaan jangka panjang melalui penerbitan obligasi (swing bond) pada 2025. Obligasi ini terdiri dari dua seri, yaitu Seri A dengan tenor 3 tahun dan Seri B dengan tenor 5 tahun.

“Pendanaan ini akan mendukung ekspansi portofolio komersial kami, termasuk pembangunan 23 Semarang Shopping Mall, serta proyek-proyek pengembangan lahan di Balikpapan, Sentul, dan Makassar,” tambah Diana.

Diana menegaskan di tengah lesunya industri properti selama tahun 2024, kinerja INPP tidak terpengaruh karena segmen pasar yang digarap adalah kelas menengah atas. Menurutnya segmen ini juga tidak terpengaruh dengan kebijakan PPN 12% yang akan berlaku tahun depan.

Selain itu, INPP memiliki strategi “4M” sebagai acuan bisnis propertinya. Apa saja 4M itu? Pertama, Middle Up: menargetkan segmen menengah atas yang lebih stabil. Kedua, Mid Size: proyek berskala menengah, rata-rata 40.000 meter persegi. Ketiga, Mixed Use: menggabungkan ritel, hotel, dan properti residensial. Keempat, Major Cities: berfokus pada kota-kota utama di Indonesia. Dengan jurus 4M ini, kiprah bisnis INPP berlangsung lancar dan stabil meningkat. (*)

# Tag