Tahun Depan Ada PPN 12%, Ini Tips Untuk Gen Z Kelola Keuangan
Menjelang tahun baru 2025, semakin mendekatkan kepada penerapan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang sudah ditetapkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu. Kebijakan tersebut membawa dampak tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya generasi Z.
Founder One Shildt dan Perencana Keuangan, M. Andoko, mengungkapkan kebijakanPPN 12% tentunya akan membuat harga barang dan jasa meningkat sehingga beban hidup masyarakat juga bertambah naik. Karakter Gen Z sebagai penyuka instan dan cepat seperti berlibur, nonton konser dan belanja online, membuat gaya hidupnya akan semakin mahal dengan PPN 12%. Dampaknya, konsumen berpeluang mengurangi konsumsi lantaran daya beli diprediksi agak melemah.
Mereka memperhitungkan biaya non primer, seperti berlangganan Spotify, Netflix, Youtube Premium dan sebagainya. Andoko memprediksikan Gen Z mengurangi pengeluaran dari pos biaya berlangganan tersebut. Mereka, menurut Andoko, masih tetap bisa mendengarkan musik atau menonton film meski harus dilewati berbagai iklan.“Prioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dibayar untuk hidup sedangkan keinginan adalah sesuatu yang dibayar untuk gaya hidup. Oleh sebab itu, cara mereka (Gen Z) harus menyikapi (pengeluaran) sangat penting,” tuturnya saat dihubungi swa.co.id di Jakarta, Senin (30/12/2024).
Menurut Andoko, Gen Z cenderung berutang menggunakan paylater hanya untuk bisa membeli tiket konser musik atau berlibur agar bisa terlihat gengsinya di media sosial. Andoko pun menyarankan Gen Z untuk memantau pengeluaran agar lebih berhemat, seperti melalui aplikasi pengelola keuangan. Dengan begitu, Gen Z akan lebih sadar dan mengevaluasi pos-pos keuangan mana saja yang akan lebih membengkak akibat PPN 12%. (*)